Site icon Fakta Hukum Lembata

Unik..! Semburan Ikan Paus Laut Sawu Menjadi Industri Pariwisata Lamalera

mote mete Ama Simon

mote mete Ama Simon

LEWOLEBA, Lembata.faktaukumNTT.com – 20 Maret 2023

 Kisah unik Bapak Guru Simon Beda Ujan ketika berwisata ke lereng bukit desa piring emas matahari Desa Boto, Puor, Idalolong, dan tepatnya desa Posiwatu. Lajunya  mobil 02.06 sangat sentak berhati-hati.  Ketika kabut sedikit  reben nako EB, 8758- sang sopir  sentak pedal  rem kaget . Mengapa Ama ?.  Itu coba Pak Guru bungkuk coba pandang kekaki awan itu  betapa sangat unik semburan ikan Paus. “Waaa luarbiasa semburan keras Ikan Paus”.

”Ya, luar biasa ama hari kita harus melihat lebih dekat desa Lamalera yang dikenal desa Piring emas matahari.  Perjalanan sangat unik untuk menjadi sang pencinta alam harus menikmati badan  jalan yang harus digilas lubang dan berkelok –kiluk jalan untuk menelusuri di desa Lamalera, sangat unik  desa semburan Ikan Paus.”

Luar biasa perjalanan  berkelok-kelok jika kita beroda 4 harus membutukan 2 setanga jam. Walaupun sangat unik desa lamalera harus hidup melawan batu alam yang keras dan juga Air laut yang sangat dasyat. Falsafa ekonomis  yang mencerminkan watak dan karakter ina,ama, anak-anak dan juga orang mudah lamava harus mendirikin dunia pendidikan yang sangat keras  hidup.

Terimakasih alamku kami tiba di teluk gunung Ile Laba Lekan berjumpa dengan Ina.Ama, kakak dan adik yang menunggu. Sangat indah dan ganas panas matahari namun dibahwa pohon Kilok atau beringin kami memaafkan pohon ini sebagai pondok atap diskusi.

   Faslsafah Masyarakat Lamava

Desa Lamalera B menjadi tempat istirahat sejenak untuk menikmati udara laut sawu. Pada kesempatan yang sangat sederahana diriku menuangkan air dari dalam gelas yang sudah saya siapkan.Seteguk air itu sangat segar dan membawa kami untuk menimba semangat.

Dalam diskusi seputar pontensi pendidikan pariwisata bagi generasi. sangat menarik di desa Lamalera ada begitu subur sumber tani laut dan juga memiliki sekolah Menenga Kejuruan (SMKN) yang dititipkan oleh negara.

Simak lebih unik ketika masyarakat Lamalera di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur terkenal karena tradisi berburu paus dengan cara tradisional. Perburuan paus yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai Baleo ini seakan menjadi gambaran kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani, dan dan pantang menyerah. Baca juga: Apakah Paus Pembunuh Memiliki Gigi? Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kebiasaan nelayan Lamalera berburu paus sudah ada sejak abad ke-17.

Nelayan Lamalera sangat berbeda dari nelayan lain karena mereka mahir menangkap ikan besar, terutama paus. Baca juga: Aktivis Jepang Kecam Penjualan Daging Paus lewat Mesin Otomatis Walau begitu tradisi berburu paus memiliki aturan terkait waktu, peralatan, pelaksanaan, hingga jenis paus yang dapat ditangkap. Baca juga: Apa yang Membuat Ukuran Tubuh Paus Besar? Terkait waktu, tradisi berburu paus masyarakat Lamalera dilakukan pada musim menangkap ikan yang dikenal dengan nama Lewa, yang jatuh pada tiap tahun di bulan Mei. Seremonial adat Tobo Nama Fata atau ritus penyelesaian masalah suku dan tuan tanah akan diadakan sebelum berburu paus. Begitu juga ritus Le Gerek di batu paus oleh tuan tanah Suku Langowujo akan dilakukan pada tanggal 29 April setiap tahun. Kemudian pada tanggal 1 Mei dilanjutkan dengan Misa Leva, tradisi agama Katolik untuk memohon restu kepada Tuhan atas musim Lewa yang akan dilaksanakan.

Sangat unuk lagi musim Lewa akan dimulai dari tanggal 2 Mei hingga 30 September setiap tahun. Peralatan yang digunakan pada tradisi berburu paus di NTT ini adalah paledang dan tombak bambu yang ujungnya berkait terbuat dari besi untuk menikam paus yang disebut tempuling.

Paledang yang merupakan perahu tradisional seperti perahu layar tanpa mesin yang akan digerakkan oleh sekawanan matros atau pendayung. Dalam satu paledang terdapat 4-6 matros yang dipimpin oleh seorang Lamafa atau juru tikam.

Aturan dalam Tradisi Berburu Paus di Lamalera Pada musim Lewa, masyarakat Lamalera tidak hanya menangkap paus, tetapi juga pari dan lumba-lumba. Khusus paus, masyarakat Lamalera memiliki kearifan lokal untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata.

Sangat unik diriku bole memeperoleh begitu banyak. Adapun para tokoh-tokoh tanah leluhur lamalera membuka pintu. Di sudut jalan itu ada bercak darah merah. Aku Kaget ah… Ya Tuhan ternyata Darah merah biasa liur mama tua yang membuang luda siri pinang. darah ini membuat aku refleksi bersama busaran puing-puing senyuman nenek Moyang Lamalera.   Panas dan sangat sejuk ketika orang mudah Lamalera bagaimana mengkisakan penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar, karena nantinya hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.

Di Lamalera memang terdapat pasar barter yang dibuka seminggu sekalii mana warga desa Lamalera bisa menukar hasil tangkapan dengan bahan pangan lain seperti jagung atau pisang.  Berdasar sejarah dan dan syair (folkolore) yang diwariskan secara turun temurun yang disebut Lia asa usu (syair asal-usul), nenek moyang suku-suku induk di Lamalera berasal dari tanah Luwuk hingga mencapai selatan Pulau Lembata dan kemudian menetap.

Sesuai dikusi masyarkat Lamalera B mengajak ikan paus bukan hanya sekadar berburu.Ternyata ini fakta menarik tradisi tangkap ikan paus Kabupeten Lembata merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tradisi berburu ikan paus dengan menggunakan tombak ini juga bahkan telah mendunia dan dikenal dengan istilah Lamalera Whale Catching Adventure.  Diketahui perburuan ikan paus ini memiliki perhitungan waktunya sendiri dan tidak semua ikan Paus yang buru. Tradisi berburu ikan paus ini juga telah turun temurun dilakukan di Lembata, khususnya di Lamalera. Selain tradisi, perburuan ikan paus ini juga layak untuk dijadikan sebagai objek wisata yang menarik para wisatawan manca negara. Dan kali ini akan kita bahas bersama beberapa fakta menarik berburu ikan paus yang tak hanya sekedar berburu.

Apa sajakah fakta menarik dari berburu ikan paus ini? Yuk kita simak bersama ulasannya berikut ini; 1. Waktu berburu Salah satu rute yang dilewati ialah perairan Lembata, yaitu pada Mei-Oktober. Di rentang bulan itulah masyarakat mulai melakukan ritual-ritual kebudayaan untuk membaca pertanda alam, kapan datangnya rombongan paus.

Perburuan tersebut menggunakan perahu tradisional.Dan dalam satu perahu, berisikan belasan hingga dua puluhan orang, yang bersiap menggengam tombak. 2. Tidak semua paus diburu. Dalam satu rombongan paus yang bermigrasi, ada beberapa jenis yang tidak boleh diburu. Pertama ialah paus biru, karena jenis ini disakralkan oleh masyarakat. Masyarakat percaya bahwa ada kedekatan antara Paus biru dan nenek moyang. Bukan hanya paus biru, paus yang sedang hamil untuk jenis apapun juga tidak diperbolehkan ditangkap.

Hasil tangkapan menjadi syukuran. Masyarakat Lamalera, Kabupaten Lembata menjadikan laut sebagai satu-satunya sumber penghasilan mereka turun-temurun. Ikan paus yang mereka buru merupakan pemberian dari tuhan bagi manusia. Setiap tahunnya rombongan paus bermigrasi dari belahan bumi utara ke bumi selatan. Oleh karena itu, sesampainya paus di daratan setelah diburu, mereka kemudian membagi-bagikan dagingnya kepada semua yang berada di kapal, sesuai beratnya pekerjaan. Adapula sistim barter yang akan dilakukan, yakni masyarakat tepi pantai akan menukar hasil buruan (ikan paus) kepada masyarakat yang tinggal digunung dengan jagung, ubi, atau sayur-sayuran.

Tradisi ini sudah dilakukan dari jaman dahulu.Atraksi berburu paus ini hanya terjadi di Lembata, khususnya didaerah Lamalera.Tradisi ini sangat unik dan menantang, karena harus berani melawan lautan untuk menangkap ikan Paus yang sangat besar melebihi tubuh manusia.Keunikan tradisi ini juga sudah mendunia dan tak jarang warga asing rela datang jauh-jauh, demi mengikuti tradisi tersebut.

Terimakasi banyak Ina,Ama dan orang muda-mudi generasi piring emas matahari yang sudah memberikan kami sumber. Suatu waktu kita minum air dan menikmati protein rumah tanggah minyak ikan yang sudah titipkan. Masi ada waktu yang harus ina, ama bagikan sejarah hidup menghadapi alam laut sawu. Salam Taan geletakat pendidikan Lembata lebih cinta protein ikan minyak pengetahuan dan ekonomis rumah tangga. Salam Ekologis.(Reporter/Rofinus Rehe Roning)

 

 

 

Exit mobile version