FK – Gunung Lewotobi Laki-Laki bukan hanya simbol alam, tetapi juga menjadi bagian dari jiwa masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Erupsi yang terjadi telah membawa tantangan besar, memaksa ribuan orang mengungsi dan meninggalkan rumah serta kehidupan mereka. Namun, dari setiap peristiwa besar, selalu ada makna yang dapat menjadi inspirasi.

Makna Hati Terkubur dalam Raga Lewotobi

Kiasan ini menggambarkan hubungan mendalam antara masyarakat dan Gunung Lewotobi. Gunung ini adalah sumber kehidupan, seperti seorang ibu yang memberikan tanah subur untuk bertani. Namun, ia juga membawa ancaman melalui letusan. Bencana ini mengajarkan masyarakat untuk menghargai hubungan dengan alam sambil menjaga harapan di tengah pengungsian.

Pesan untuk Masyarakat di Pengungsian

1. Kenangan yang Tak Terhapuskan:
Walau jauh dari rumah, cinta terhadap tanah kelahiran tetap hidup. Gunung Lewotobi, dengan segala tantangannya, tetap menjadi bagian dari identitas masyarakat.

2. Doa Sebagai Kekuatan:
“Membuka selembar doa ibu” menjadi lambang harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam doa, masyarakat menemukan kekuatan untuk melangkah maju.

3. Pelajaran dari Alam:
Alam mengajarkan kebijaksanaan. Gunung Lewotobi mengingatkan pentingnya menjaga harmoni dengan lingkungan. Kehidupan di pengungsian adalah momen untuk introspeksi dan menata ulang cara hidup.

4. Persatuan dalam Kesulitan:
Erupsi adalah ujian, tetapi persatuan adalah kunci untuk bangkit bersama. Komunitas yang saling mendukung dapat melewati masa-masa sulit dengan lebih kuat.

 

Langkah Melindungi Diri dari Dampak Abu Vulkanik

Untuk Manusia:
Gunakan masker N95, hindari aktivitas luar, dan bersihkan lingkungan dengan menyiram abu agar tidak beterbangan. Konsultasikan dengan dokter jika terjadi gangguan pernapasan.

Untuk Hewan:
Pindahkan hewan peliharaan ke tempat aman, sediakan makanan dan air bersih. Jika hewan menunjukkan tanda iritasi, segera konsultasikan dengan dokter hewan.

Untuk Tumbuhan:
Siram abu pada tanaman, lindungi dengan kain atau terpal, dan tambahkan pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah.

Cinta pada Tanah Kelahiran

Erupsi mungkin telah mengubah lanskap kehidupan masyarakat Lewotobi, tetapi cinta kepada gunung dan tanah kelahiran tetap tak tergantikan. Saat relokasi dipersiapkan, masyarakat diharapkan tetap menjaga harapan dan optimisme. Gunung, seperti ibu, adalah sumber pelajaran: tentang keteguhan, pengorbanan, dan keberanian untuk memulai lembaran baru.

 

 

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.