Selain itu, bagaimana dengan pendidikan multikultural di sekolah? Apakah anak-anak hanya diajarkan nilai-nilai agama mereka sendiri tanpa memahami agama lain? Jika demikian, maka pendidikan keagamaan di Lembata masih memiliki PR besar dalam membentuk generasi yang benar-benar toleran dan inklusif.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Sebagai satu payung, Kementerian Agama harus lebih aktif dalam menjawab tantangan zaman. Beberapa langkah yang bisa diambil ke depan adalah:
- Memastikan pemerataan layanan keagamaan di seluruh wilayah, termasuk bagi komunitas agama minoritas.
- Meningkatkan program pendidikan lintas agama di sekolah, sehingga generasi muda lebih memahami perbedaan dan hidup berdampingan secara damai.
- Transparansi dalam distribusi bantuan keagamaan, agar tidak ada kesenjangan yang memicu ketidakpuasan sosial.
- Memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi dan harmoni antarumat beragama.
Sebagai satu payung bagi keberagaman, Kementerian Agama Kabupaten Lembata memiliki peran besar dalam menjaga keharmonisan dan membangun pendidikan berbasis nilai-nilai agama. Namun, masih ada tantangan yang perlu diselesaikan agar semua umat beragama merasa benar-benar dinaungi oleh lembaga ini.
Masyarakat Lembata patut berbangga atas keberagaman yang ada, tetapi kebanggaan ini harus dijaga dengan aksi nyata. Kementerian Agama, sebagai institusi resmi, harus terus berbenah agar dapat benar-benar menjadi payung yang menaungi semua, bukan hanya sebagian. Salam.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.