Site icon Fakta Hukum Lembata

Menjadi WARTAWAN PROFESIONAL Itu Gampang.?

Catatan Redaksi Hari Pers Nasional 2023

PROFESI wartawan, diera digital sungguh sangat diminati generasi milenial. Wartawan tumbuh subur bagaikan jamur di musim penghujan. Entahlah, apakah karena kesulitan mendapatkan pekerjaan atau barangkali persediaan lowongan kerja semakin sedikit saat ini, namun yang pasti, mestinya wartawan muda yang cermat dan cerdas, tumbuh subur bukan sebaliknya.
——

Terlepas dari itu semua, menjadi wartawan yang baik dan profesional tidak segampang membalikkan telapak tangan. Sebab profesi ini harus disertai dengan kesiapan mental dan spiritual yang kuat.

Pertanyaannya, bagaimana cara menjadi wartawan profesional dan memiliki kepekaan untuk mengelola persoalan yang berkembang di lapangan?

Nah ini yang perlu kita persiapakan adalah ilmu. Ilmu yang berkaitan dengan berbagai kaitan nilai-nilai sosiologi kemasyarakatan, politik, pemerintahan, ekonomi, seni dan budaya.

Apakah ilmu kewartawanan mampu mengeola semua persoalan yang disebutkan? Meski sebagai manusia kita memiliki kelebihan dan banyak kekurangan, namun kuncinya adalah menguasai pengetahuan tentang nilai kewartawan sejati.

Sebagai wartawan pemula kala itu, sebelum terjun ke lapangan, muncul keraguan dalam diri, apa yang harus kita perbuat. Sebab ketika kita di lapangan, kita akan menanyakan apa dan bertanya ke siapa? Ini persoalan yang saya hadapi saat pertama kali terjun ke dunia wartawan.

Sejalan dengan perjalanan waktu, ketika kita mulai menguasai ilmu kewartawanan maka segala persoalan yang kita hadapi akan dapat diatasi. Kuncinya? Nah, ini yang perlu kita pelajari.

Apa maksud psikologi wartawan? Pertanyaan ini memang gampang dijawab namun sulit diaplikasikan di lapangan. Karena itu menjadi wartawan itu gampang. Yang sulit adalah menterjemahkan fungsi diri kita di lapangan. Ini hanya mampu diterjemahkan oleh wartawan yang profesional.

Sebab seorang wartawan tak hanya menggelandang di lapangan saja, tapi dalam tugasnya dia membawa misi untuk mengangkat persoalan yang berkembang di lapangan menjadi berita.

Berita sosial yang berkaitan dengan politik, pemerintahan, bisnis (ekonomi), kriminalitas, seni budaya, serta berita terkait kepentingan sosial kemasyarakatan.

Lantas ada unsur apa di balik format berita yang kita tulis. Orang kadang-kadang keliru bahwa unsur yang dikemukakan dalam berita adalah politik, human social, bisnis dan seterusnya. Itu keliru.

Unsur adalah rumusan berita yang kita tulis. Kerangkanya adakah lima W dan satu H (5W + 1 H). Kerangka inilah yang dapat membangun emosi pembaca dalam penyajian berita yang kita tulis. Benarkah?

5W + 1H
Kerangka apa yang kita bangun untuk menulis berita sehingga tidak membuat orang complain ketika membacanya?

Di sisi inilah yang perlu kita perhatikan. Sebab sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 seorang wartawan harus mencari dan menulis berita sesuai runutan bab dan pasal-pasal dalam undang-undang tersebut.

Apa 5W +1H? Lima W dan satu H adalah kerangka yang merumuskan persoalan yang kita gali di lapangan. Misalnya, W, apakah W dimaksud?

Dari runutan kerangka berita, W adalah bentuk pertanyaan. Sebab lima W plus satu H adalah bentuk pertanyaan. Misalnya W (what), W (why), W (who), W (where), W (when) plus how (H).

Nilai pertanyaan pertama what (apa). Pertanyaan pertama ini menyatakan apa corak berita yang kita gali. Misalnya berita kriminal. Berita kriminal harus kita pisahkan menjadi tiga, berita kriminal tingkat bawah, menengah, dan tingkat atas.

Tingkat bawah, yakni berita copet, maling, mengurangi timbangan ketika berdagang di pasar, dan lain sebagainya. Sedangkan kriminal tingkat menengah, pencurian disertai pembunuhan.

Kemudian kriminal tingkat atas adalah korupsi dengan jumlah angka yang besar. Korupsi ini melibatkan orang-orang besar. Setidaknya ada penyuap dalam korupsi itu, seperti pihak ketiga (pengusaha), atau orang suruhannya.

Setelah kita pahami persoalan yang akan kita garap di lapangan, kita pahami pula kerangka lanjutan. Misalnya why (mengapa).

Apa why. Dari sini kita memulai investigasi di lapangan. Mengapa kasus kriminal (korupsi) itu terjadi. Kita tentu sibuk ke sana-sini sembari melakukan tugas pers, menanyakan ke siapa-siapa sosok yang terlibat (who) dalam korupsi itu.

Kerangka selanjutnya adalah di mana korupsi itu dilakulan (where) dan kapan kejadiannya (when) berlangsung. Bisa saja korupsi itu dilakukan di satu tempat, sedangkan suap yang diberikan pengusaha kepada pelaku korupsi dilakukan di tempat lain lagi.

Ini sangat menarik. Kita bisa berekspresi ke sana-sini sehingga berita yang kita tulis sangat menggetarkan emosi pelaku. Bahkan bisa menjadi referensi bagi wartawan lain karena kelengkapan isi berita yang kita tulis.

Setelah berita itu viral (memanas) di permukaan, episode selanjutnya adalah how (bagaimana). Di sinilah kunci keberhasikan itu ditentukan.

Sebab kita masih membutuhkan bahan-bahan berita yang dapat lebih menggedor persoalan itu, sehingga masalah mendasarnya dapat terkuak.

Justru berita yang kita tulis ini menjadi acuan pihak berwajib untuk membuka siapa-siapa saja yang terlibat dan bahkan dilibatkan dalam kasus itu.

Cara Menulis Berita

Menulis berita yang kita peroleh di lapangan, menjadi kunci keberhasilan terkuaknya kasus itu. Namun demikian tidak mudah untuk menetapkan lead yang tepat agar runutan kasusnya bisa kita ungkap sesuai diafragma pemberitaan.

Misalnya satu kasus tentang Freeport Dikelola oleh pihak asing selama berpuluh-puluh tahun lamanya

Dengan berpegang pada kontak karya Kontrak Karya yang diberikan Soeharto kepada Freeport selama 30 tahun pada tahun 1967 kemudian pembaharuannya diteken oleh Presiden Soeharto dengan Freeport McMoran pada 19991. Kontrak ini sendiri diajukan oleh Freeport pada 1988 setelah mereka berhasil menemukan tambang Grasberg, salah satu tambang emas besar di dunia.

Selama menguasai Freeport selama 41 tahun lebih, RI hanya memiliki 9,36% saham di PT Freeport Indonesia ini.

Makanya sejak Presiden Habibi hingga SBY, pemerintah tidak berani mengambil-alih saham PT Freeport Indonesia. Entah apakah takut menghadapi keluarga Cendana atau apa. Buktinya, Susilo Bambang Yudhoyomo sendiri tak punya keberanian mengutak-atiknya.

Untunglah ada tukang kayu yang sederhana, ketika ditunjuk rakyat jadi presiden, ia berani ambil alih saham freeport. Akhirnya Presiden Joko Widodo berhasil mengambil-alih saham dari PT Freeport Indonesia.

Nah bagaimana cara menulis lead berita tentang pengambilalihan saham Freeport tersebut? Begini caranya..
—–

Setelah lebih dari 41 tahun Indonesia hanya memiliki sebagian kecil saham di PT Freeport Indonesia, akhirnya mayoritas saham di Freeport kini dikuasi oleh Indonesia….dst.
—–

Dari lead berita itu, kita gampang menulis lanjutan untuk kelengkapan lainnya. Sebab dengan bahasa sederhana dan enak dibaca itu, kita juga gampang menulis berita lanjutan… (Sumber: dari berbagai sumber)

Kupang, 8 Februari 2023

Selamat Hari Pers Nasional

Exit mobile version