Site icon Fakta Hukum Lembata

Penjabat Bupati Matheus Tan Menyaksikan Dentuman Edang Tatong Membahana Festival Uyelewun

Penampilan Edang Tatong

Penampilan Edang Tatong

LEMBATA, FaktahukumNTT.com – 16 Agustus 2023

Teluk Balauring menjadi saksi 1000 musik tatong dimainkan oleh 1000 kaum edang tatong. Pada puncak festival 4 teluk dan disaksikan Oleh Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan. Dan seluruh wisatawan dari berbagai pelosok hadir menyaksikan dentuman musik Edang Tatong.

Kehadiran seluruh 22 desa kecamatan Omesuri dan 20 desa dari Kecamatan Buyasuri memerikan Festival Uyelewun. Lautan manusia pada pagi hari itu sangat antusias dengan berbusana khas dan Motif Sarung khusus 2 kecamatan dari timur matahari terbit.

Omesuri dan Bunyasuri memiliki tali pusat Ibu dalam satu Rahim. Dari hasil Wawancara oleh Media ini bahwa musik edang tatong menjadi musik yang sangat agung dan mega saat didentumkan.

Edang Tatong sudah menjadi ciri khas warisan para Leluhur. oleh karena itu kami ingin agar musik tattong jangan dikenal atau dimainkan oleh anak-anak kedang saja namun dapat dijadikan musik dalam kurikulum musik lokal.

Musik tatong jika dirancang tidak rumit. jika kita mulai maka pasti akan ada pengetahuan dan pengalaman.

Menggali Musik Edang Tatong

Musik tradisional tatong adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat musik yang terbuat dari bambu dengan dawainyapun dari bambu juga. Bambu yang digunakan adalah bambu petung yang memiliki penampang cukup besar dan tebal. Suara musik dihasilkan dengan cara dipukul dengan stik kecill yang terbuat dari bambu.

Alat musik ini selalu digunakan oleh masyarakat (komunitas) adat Uyelewun. Komunitas adat ini bertempat tinggal di Kecamatan Omesuri dan Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata. Lambat laun, alat musik tradisional tatong mengembangkan seni musik tradisional yang disebut dengan edang tatong.

Musik tatong dimainkan oleh satu orang tetapi menghasilkan tiga jenis bunyi yang berbeda. Sebenarnya dipetik/dipukul dengan menggunakan tangan tetapi belakangan sudah diganti dengan kayu.

1000 pemusik Tetap dilestarikan Musik Tatong

Biasanya, musik tatong diiringi dengan gendang. Menurut Frans Paya, pada zaman nenek moyang, musik ini digunakan untuk acara memuji dewa Lia (bintang yang muncul sebelum matahari terbit-secara mikrokosmis, Lia juga adalah nama khas leluhur orang Kedang) sehingga dikenal dengan istilah edang tatong lia namang yang artinya “Kami memukul tatong untuk mengiringi namang (sejenis tarian) untuk memuji Lia.

Selain itu, musik tatong pada zaman dahulu biasa dipakai juga untuk mengiringi acara penguburan jenazah, acara adat dan pesta-pesta lainnya ketika nenek moyang masih menetap di gunung Uyelewun.

Namun sebenarnya kata “edang” dalam kalimat edang tatong lia namang juga adalah nama sebuah alat musik. Oleh karena itu, sebenarnya, masyarakat Kedang memiliki beberapa jenis alat musik asli seperti edangtatongpekuno’ol dan juga gong yang baru ditemukan pada masa kerajaan Majapahit dan dipakai sebagai belis/mas kawin populer di Kedang saat ini selain gading.

Musik edang Taton menjadi musik Khas saat  Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan menyaksikan saat  Festival Uyelewun. Matheus Tan Juga sekali lagi mengabarkan dentuman musik Tatongpun  mempertegas kepribadian dan jati diri masyarakat sebagai orang Kedang, ujarnya.

Selain itu Festival Uyelewun juga dimaksudkan untuk menggali dan mengembangkan potensi produk seni, budaya dan kearifan-kearifan lokal Kedang.

Cinta Budaya PJ Bupati Lembata Matheus Tan

Matheus Tan;  Mengajak  Masyarakat Lembata harus tekat dan Keberanian untuk Memulai

“Festival Uyelewun ini tidak saja menjadi sebuah kebanggaan bagi kita, tetapi juga harus menjadi aktualisasi nilai-nilai adatbudaya dan kearifan-kearifan lokal Kedang, agar tanah ini senantiasa menjadi tempat yang nyaman, indah, dan bersahabat bagi semua orang, dan pada akhirnya berkontibusi positif bagi kemajuan KabupatenLembata tercinta,” Tuntas Matheos Tan.

Hal itu disampaikan Pj Bupati Lembata Matheos Tan dalam sambutan pembukaan Festival Uyelewun Gelora Bahari Edang Lestari di Balairung, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. Selasa, 15 Agustus 2023.

Ia mengharapkan kegiatan seperti ini dapat memperoleh spirit dan mempertahankan nilai-nilai luhur budaya.

Saya berharap melalui kegiatan-kegiatan seperti ini kita memperoleh spirit untuk terus menggali dan mempertahankan nilai-nilai luhur budaya kita agar tidak tergerus oleh kemajuan jaman,” Harap orang nomor satu di Lembata ini

Teluk Pantai Lamalera

Menurutnya tentu ini adalah pekerjaan yang tidak mudah,dibutuhkan tekad dan keberanian yang kuat untuk memulainya.

Ia mengajak semua masyarakat terus memberikan diri secara total sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing dalam mewarisi dan melestarikan adat budaya dan kearifan-kearifan lokal yang ada agar tidak saja menjadi jati diri dan kepribadian tetapi juga menjadi daya tarik wisata dalam mendukung kepariwisataan daerah.

Menurut Pj Bupati Matheos Tan, rally wisata Bahari Pesona Empat Teluk ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengangkat potensi alam dan potensi budaya yang ada, hidup dan dihayati.

Untuk diketahui lokusnya di empat teluk, yakni teluk Lewoleba yang dikemas dalam Festival Lamaholot, teluk Waienga dikemas dalam Festival Nuhanera, teluk Balauring dikemas dalam Festival Uyelewun dan teluk Labala dikemas dalam Budaya Ola Nue.

“Kekayaan-kekayaan ini sebenarnya menjadi potensi yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan industri pariwisata di daerah ini,” Ujar Matheos Tan.

Matheos Tan melanjutkan bahwa tidak cuman Lamalera dengan tradisi penangkapan ikan pausnya yang sudah mendunia, tetapi banyak tempat wisata dan juga keunikan adat serta budaya di sini yang sangat potensial untuk kita promosikan sebagai daya tarik pariwisata.

Kalau kita mau menjadikan pariwisata sebagai leading sektor yang akan menggerakkan sektor-sektor lainnya, maka penggerak utamanya harus datang dari kita semua, pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan Lembaga. Pada kesempatan ini juga, Tan menitipkan pesan kepada semua, teristimewah kepada seluruh generasi muda Kedang agar menggali, mencintai melestarikan warisan adat, seni, budaya dan kearifan-kearifan lokal adat, seni, budaya dan kearifan-kearifan lokal ini adalah akar dari peradaban kita. Dijelaskan festival Uyelewun untuk membangkitkan kembali rasa bangga dan kecintaan kita terhadap apa yang dimiliki.

“Saya mengajak kita semua agar berjalan bersama menguatkan karakteristik adat, budaya dan kearifan-kearifan lokal kita agar tetap lestari, sehingga menjadi tuntunan hidup masyarakat pada komunitas-komunitas adat, dan juga dapat menjadi salah satu potensi pariwisata di kabupaten Lembata,” ungkapnya.

Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan yakin masyarakat mampu menunjukkan jati dirinya dengan menjadikan adat, budaya dan kearifan-kearifan lokal sebagai marwah dari setiap perilaku kehidupan, kapan dan di manapun berada. Mari kita terus beranik terus  Melaju untuk Lembata Maju dan Indonesia Maju Terus.(Rofinus Rehe Roning)

 

 

Exit mobile version