Makna Tum Kewar Nuja (bakar dan makan jagung muda)

Di Kampung Atawolo, Desa Lusilame, Suku Lama Roning menjaga warisan leluhur dengan penuh cinta dan perjuangan. Sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan juga untuk mempersatukan kembali anggota suku yang merantau, upacara Tun Kewar Nuja atau bakar jagung muda digelar.

Pemangku rumah adat Lama Roning memohon menyampaikan doa permohonan cinta kebesaran Leluhur Lama Roning
Pemangku rumah adat Lama Roning memohon menyampaikan doa permohonan cinta kebesaran Leluhur Lama Roning

Upacara ini bukan sekadar perjamuan, tetapi juga simbol penghormatan kepada leluhur “Ina Ana Tua Nagu Huk Lama Roning”, yang dipercaya sebagai pemilik tanah dan penjaga kehidupan. Dalam ritual ini, seluruh anggota suku yang kembali ke kampung membawa persembahan jagung muda, ikan keror (kerapu merah), dan berbagai sesaji lain sebagai ungkapan terima kasih kepada leluhur yang telah memberi hasil bumi, hujan, dan cahaya matahari (Lera Wulan Tanah Ekan).

Makna dan Simbol dalam Tun Kewar Nuja

Upacara ini memiliki makna mendalam, dengan beberapa unsur utama yang harus dipenuhi:

  1. Dua Buah Jagung Muda Bertangkai Utuh
    • Jagung melambangkan kehidupan, persatuan, dan pengampunan.
  2. Ikan Keror (Kerapu Merah) Sebagai Persembahan Utama
    • Dipilih sebagai simbol kekuatan dan keberkahan dari lautan.
  3. Tuak Putih Sebagai Perjamuan Sakral
    • Minuman ini menjadi bagian dari ritual sebagai tanda penghormatan kepada leluhur.
  4. Sirih dan Pinang
    • Melambangkan kekuatan darah dan hubungan persaudaraan yang tidak terputus.
Habo Hala ,menyucikan kelasahan
Habo Hala ,menyucikan kelasahan

Habo Hala: Mencuci Dosa dan Mempererat Kasih Sayang

Setelah makan jagung muda, upacara dilanjutkan dengan Habo Hala, yang memiliki arti “mencuci dosa.” Dalam prosesi ini, nasi dan ikan digunakan sebagai sarana pembersihan diri dan memperkuat ikatan cinta kasih antar anggota suku.

Kepala Suku, Tuan Yoseph Kewole Lama Roning, memimpin doa dan mantra yang meneguhkan kembali kesatuan serta keberkahan hidup. Dalam doa tersebut, terkandung harapan agar seluruh anggota suku tetap dalam lindungan leluhur dan tetap menjaga nilai-nilai kebersamaan.

Pesan Moral dari Tun Kewar Nuja

  • Jagung sebagai simbol kehidupan dan pengampunan dosa.
  • Mempererat hubungan keluarga, baik yang di kampung maupun yang di perantauan.
  • Menghormati leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada pemilik tanah.
  • Menjaga persatuan, cinta kasih, dan keharmonisan antar anggota suku.

Dengan semangat “Salam Kebote Lama Roning,” upacara ini terus menjadi warisan budaya yang menyatukan anak cucu di manapun mereka berada. Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Suku Lama Roning.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.