Tamu Pendidik Nusantara Lembata siap berkontribusi dunia Pendidikan Lembata

 

FK– “Akar dan Pohon memberikan putik dan buah. Demikian TPN Lembata setia menyiran”

Dalam era digital saat ini, hampir 99% anak Indonesia lebih banyak belajar menggunakan handphone dibandingkan dengan buku pelajaran fisik. Perpustakaan sekolah yang dulunya menjadi pusat ilmu kini hanya menjadi “tempat kenangan”, karena buku-bukunya jarang disentuh. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah buku masih relevan dalam dunia pendidikan saat ini? Bagaimana solusi terbaik agar anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran yang seimbang antara teknologi dan buku fisik?

Ketergantungan pada Handphone sebagai Media Pembelajaran

Handphone memberikan akses instan ke berbagai sumber informasi dan materi pembelajaran. Dengan hanya beberapa ketukan layar, siswa dapat menemukan video pembelajaran, artikel, hingga e-book yang memperkaya pemahaman mereka. Beberapa alasan utama mengapa anak lebih memilih handphone untuk belajar antara lain:

  1. Kemudahan Akses – Materi pelajaran dapat diunduh atau diakses kapan saja tanpa perlu membawa buku tebal.
  2. Interaktif dan Menarik – Video pembelajaran, simulasi, dan aplikasi edukasi membuat belajar lebih menarik.
  3. Konektivitas dan Kolaborasi – Dengan internet, siswa dapat berdiskusi dan mencari informasi lebih cepat dibandingkan membaca buku cetak.
Tamu Pendidik Nusantar Lembata siap hadir memberi kata kunci

Tamu Pendidik Nusantar Lembata siap hadir memberi kata kunci (TPN)

Tantangan yang Dihadapi

Namun, di balik manfaatnya, ketergantungan pada handphone juga membawa beberapa tantangan serius, seperti:

  1. Menurunnya Minat Baca Buku Fisik – Siswa lebih suka membaca ringkasan daripada membaca buku secara keseluruhan.
  2. Gangguan dan Distraksi – Handphone tidak hanya menyediakan materi belajar tetapi juga hiburan yang bisa mengalihkan fokus.
  3. Kurangnya Pemahaman Mendalam – Pembelajaran dari internet sering kali bersifat dangkal karena siswa hanya membaca sekilas dan tidak menganalisis isi secara mendalam.

Solusi untuk Mengembalikan Peran Buku dalam Pembelajaran

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan peran buku dalam pendidikan. Beberapa solusi yang bisa diterapkan adalah:

1. Digitalisasi Perpustakaan

  • Mengubah perpustakaan tradisional menjadi perpustakaan digital dengan koleksi e-book yang bisa diakses dengan mudah.
  • Membuat aplikasi perpustakaan sekolah yang memungkinkan siswa meminjam buku dalam bentuk digital.

2. Program Wajib Membaca Buku Fisik

  • Sekolah perlu menerapkan kebijakan membaca minimal satu buku fisik setiap bulan.
  • Membuat jurnal atau ringkasan buku yang harus dikumpulkan sebagai tugas.

3. Kombinasi Pembelajaran Digital dan Buku

  • Guru harus mengarahkan siswa untuk tidak hanya mengandalkan internet, tetapi juga membaca referensi dari buku pelajaran.
  • Pembelajaran berbasis proyek yang mengharuskan siswa merujuk pada berbagai sumber, termasuk buku fisik.

4. Revitalisasi Perpustakaan Sekolah

  • Membuat perpustakaan lebih menarik dengan konsep ruang baca nyaman, seperti pojok baca dengan sofa atau ruang diskusi.
  • Menyediakan buku-buku baru dan relevan dengan perkembangan zaman agar lebih menarik bagi siswa.

Kemajuan teknologi memang tidak bisa dihindari, tetapi peran buku sebagai sumber belajar tidak boleh ditinggalkan. Perpustakaan harus direvitalisasi agar tetap relevan, dan sekolah perlu menerapkan kebijakan yang mendorong siswa untuk tetap membaca buku fisik. Dengan keseimbangan antara teknologi dan buku, anak Indonesia dapat memperoleh pembelajaran yang lebih mendalam dan berkualitas.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.