Tulisan Artikel Kerasulan Awam Katekese:VENY ADRIANI RINGAN.S.Ag. Guru Agama Katolik Dan Katekis Peroki Maria Immaculata Soroaka.
FK – Di ujung timur negeri ini, tersembunyi di balik hijaunya hutan dan kokohnya perbukitan Sulawesi Selatan, berdiri sebuah paroki sederhana namun penuh kehidupan—Paroki Maria Immaculata Soroako. Bukan sekadar tempat perayaan Ekaristi, paroki ini adalah oase spiritual dan sosial bagi umat Katolik dari berbagai penjuru tanah air yang datang merantau, bekerja, dan menetap di tanah tambang ini.
Suku Bugis, Toraja, Jawa, Batak, Flores, dan banyak lainnya hidup berdampingan. Dari keberagaman itulah tumbuh semangat persaudaraan yang unik dan mendalam, terutama terlihat dari sosok-sosok perempuan yang hadir sebagai ibu, istri, pekerja, dan pelayan umat. Dalam keheningan doa dan kesibukan harian, para ibu ini menjadi penjaga bara kasih yang tak pernah padam.
Membangun Persaudaraan dalam Keberagaman
Para ibu Katolik di Paroki Maria Immaculata dikenal bukan hanya karena kerajinannya dalam pelayanan, tetapi juga karena kepekaannya dalam merawat hubungan sosial lintas budaya. Mereka menjadi penggerak dalam kelompok lingkungan, koordinator kunjungan kasih, pelayan di rumah duka, bahkan penjembatan dalam kegiatan lintas agama.
Bagi mereka, keberagaman bukan hal yang perlu diwaspadai, melainkan dirangkul. Dalam pertemuan-pertemuan sederhana, di dapur-dapur keluarga, dan dalam kebun-kebun kecil mereka, lahir obrolan hangat yang mempererat relasi antar keluarga lintas suku dan agama. Kasih tak dibatasi oleh adat, melainkan dihidupi dalam semangat Injil yang penuh pengampunan dan pengharapan.
Ketangguhan di Tengah Keterbatasan
Soroako memang kaya tambang, tetapi tak semua warganya hidup dalam kelimpahan. Para ibu dari keluarga buruh, pedagang kecil, hingga pekerja harian lepas seringkali harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Namun justru dari kesederhanaan ini tumbuh ketangguhan.
Ada yang menjual makanan dari rumah ke rumah, ada pula yang membuka lapak kecil di pasar, bahkan menjual hasil kebun atau kerajinan tangan untuk membantu suami. Di tengah jerih payah itu, mereka tak pernah absen dari doa pagi, rosario malam, atau pelayanan di gereja. Dalam keringat mereka, ada kekudusan yang nyata—karena semua dilakukan sebagai persembahan bagi keluarga dan bagi Tuhan.
Ekonomi bagi mereka bukan semata soal untung rugi, melainkan cara untuk menghidupi nilai-nilai kejujuran, solidaritas, dan tanggung jawab. Itulah ekonomi bermartabat yang lahir dari rahim kasih seorang ibu.
Merawat Budaya, Menumbuhkan Toleransi
Kebudayaan yang beragam di Soroako justru menjadi panggung harmoni dalam perayaan iman. Dalam liturgi mingguan, tampak jelas warna-warni budaya yang berpadu dalam satu semangat: kasih Kristus. Tarian Toraja, nyanyian Batak, syair Flores, serta kain tenun Bugis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan iman umat.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.