Jurnal= ROFINUS REHE,S Ag.Guru SMAN I Nubatukan / 2022
FK – Judul Jurnal: Pendidikan Nilai dan Karakter dalam Kunjungan Siswa SMA I Nubatukan ke Rumah Sakit Santo Damian Lewoleba: Menabur Cinta dan Menggali Perasaan Cinta kepada Pasien yang Setia
Kata Kunci: Pendidikan Nilai, Pendidikan Karakter, Kunjungan Siswa, Rumah Sakit Santo Damian, Cinta Kasih, Komunitas Damian, Pasien, Injil Markus, Pelayanan Sosial, Karakter Yesus, Karakter Siswa, Karakter Pasien
Isi Jurnal: Pendahuluan menabur keinginan dari ” Pendidikan nilai dan karakter merupakan bagian penting dalam pembentukan kepribadian siswa. Di sekolah, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga penuh dengan nilai-nilai moral yang akan memandu perilaku mereka dalam kehidupan sosial. Salah satu cara untuk membentuk nilai-nilai tersebut adalah melalui kegiatan sosial langsung yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan orang lain dan menghayati pengalaman-pengalaman yang mengajarkan empati, kasih, dan pengorbanan.
Pada tanggal 12 Mei 2022, siswa-siswi SMA I Nubatukan. Melaksanakan kunjungan sosial ke Rumah Sakit Santo Damian Lewoleba. Kegiatan ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter, seperti kasih sayang dan empati, dengan memberikan bantuan kepada 8 pasien yang hidup di rumah sakit tersebut. Selain memberikan bantuan material, siswa-siswi juga terlibat dalam perbincangan dengan pasien, termasuk mendengarkan cerita hidup mereka dan berbagi pengalaman.
Pendidikan Nilai dalam Kunjungan
Kunjungan ke Rumah Sakit Santo Damian menjadi wadah bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai kasih sayang, solidaritas sosial, dan kesetiaan. Mereka membawa bekal berupa roti, uang, sabun, sandal, dan buah-buahan, yang merupakan simbol dari tindakan kasih yang praktis. Namun, nilai lebih dalam kegiatan ini adalah pemahaman yang didapatkan oleh siswa tentang bagaimana kasih sayang dapat memberikan kekuatan dan pengharapan bagi orang yang sedang menderita. Selain itu, nilai empati ditanamkan saat mereka mendengarkan kisah hidup para pasien, yang sebagian besar telah lama tinggal di rumah sakit karena penyakit yang mereka derita.
Karakter Yesus dan Implementasinya dalam Kunjungan
Kunjungan ini juga sangat terkait dengan ajaran Yesus Kristus dalam Injil Markus 1:40-45, di mana Yesus menyembuhkan seorang penderita kusta. Dalam kisah tersebut, Yesus menunjukkan kasih-Nya yang mendalam dengan menyentuh orang yang dianggap terbuang oleh masyarakat pada waktu itu, yakni seorang penderita kusta. Tindakan Yesus yang penuh belas kasihan dan keberaniannya untuk tidak membedakan orang berdasarkan status sosial atau penyakit memberikan contoh utama tentang karakter yang harus dimiliki oleh umat manusia, yaitu kasih yang tanpa syarat.
Sama halnya dengan kunjungan siswa SMA I Nubatukan, mereka diajak untuk meneladani sikap Yesus yang penuh belas kasihan dan mengasihi sesama, meskipun dalam kondisi yang sulit dan terbatas. Yesus tidak melihat penyakit sebagai penghalang untuk menunjukkan kasih, dan ini mengajarkan siswa bahwa kita tidak boleh menilai seseorang berdasarkan penampilan luar atau kondisi fisik mereka.
Karakter Siswa SMA I Nubatukan
Para siswa SMA I Nubatukan yang terlibat dalam kegiatan ini menunjukkan karakter yang sangat positif. Mereka datang dengan hati yang terbuka, siap untuk memberi tanpa mengharapkan imbalan. Mereka tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga memberikan waktu dan perhatian kepada pasien-pasien yang membutuhkan dukungan emosional. Dalam interaksi dengan pasien, siswa-siswi ini menunjukkan rasa empati yang mendalam, dan banyak dari mereka yang merasa tersentuh oleh cerita-cerita hidup pasien yang mereka dengar.
Salah satu contoh dari karakter siswa adalah Maria, seorang siswi yang merasa sangat bersyukur setelah mendengarkan kisah hidup Bapak Hendrikus yang harus berjuang dengan penyakit yang dideritanya setelah bekerja di luar negeri. Maria mengungkapkan bahwa kegiatan ini mengajarkan dirinya untuk lebih menghargai hidup dan lebih peduli terhadap orang lain, terlepas dari kondisi sosial mereka.
Karakter 8 Pasien di Rumah Sakit Santo Damian
Para pasien di Rumah Sakit Santo Damian, meskipun hidup dengan keterbatasan fisik dan kondisi yang sulit, menunjukkan ketabahan dan kesetiaan yang luar biasa. Pasien-pasien ini berasal dari berbagai usia, ada yang berusia 12 tahun, 25 tahun, dan bahkan ada yang sudah berusia 60 tahun. Mereka memiliki berbagai macam latar belakang dan kisah hidup yang berbeda, namun satu hal yang mereka miliki bersama adalah keberanian untuk menghadapi ujian hidup dengan penuh kesabaran dan harapan.
Bapak Hendrikus, yang menceritakan bagaimana penyakitnya muncul setelah bekerja di Kuala Lumpur, menunjukkan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan. Begitu pula dengan Bapak Andreas, yang setelah menghadapi penyakit, tidak pernah menyerah dan tetap berjuang untuk hidup. Karakter mereka, meskipun diuji dengan kesulitan fisik, menunjukkan kualitas-kualitas seperti ketabahan, keikhlasan, dan rasa syukur atas apa yang mereka miliki. Mereka mengajarkan para siswa tentang pentingnya bersyukur meskipun hidup dalam keadaan yang penuh tantangan.
Perbedaan dan Kesamaan Karakter Yesus, Siswa, dan Pasien
Kesamaan:
Kasih dan Empati: Baik Yesus, para siswa, maupun pasien, semuanya menunjukkan nilai kasih sayang yang mendalam. Yesus menunjukkan kasih tanpa syarat terhadap orang yang terbuang, siswa-siswi menaburkan cinta melalui tindakan sosial mereka, dan pasien-pasien menunjukkan kasih kepada satu sama lain dengan hidup berdampingan dalam kondisi yang sulit.
Ketabahan: Yesus menunjukkan ketabahan dan keberanian dalam menghadapi penolakan masyarakat dan penderitaan. Pasien-pasien di Rumah Sakit Santo Damian juga menunjukkan ketabahan dalam menghadapi penyakit dan kesulitan hidup. Siswa-siswi, meskipun mereka masih muda, belajar untuk lebih tabah dan memahami arti kesulitan hidup.
Tuhan menciptakan harus ada Perbedaan: tetapi Satu Kawanan dengan Satu Domba
Kondisi Fisik dan Sosial: Yesus memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan memberikan harapan kepada orang-orang yang menderita. Siswa-siswi, meskipun ingin membantu, hanya bisa memberikan bantuan material dan dukungan emosional. Pasien-pasien, meskipun menunjukkan ketabahan, tetap bergantung pada bantuan medis dan sosial yang ada di sekitar mereka.
Keterbatasan dan Keberanian: Yesus, sebagai figur ilahi, memiliki kekuatan untuk mengubah hidup seseorang dengan cara yang langsung dan kuat. Siswa dan pasien, di sisi lain, terikat pada keterbatasan manusiawi mereka, meskipun mereka berusaha dengan tulus untuk memberikan dan menerima kasih.
Titik batas kisa kasih Kesimpulan itu Adalah:
Kunjungan siswa SMA I Nubatukan ke Rumah Sakit Santo Damian bukan hanya merupakan sebuah kegiatan sosial, tetapi juga menjadi momen penting dalam pendidikan nilai dan karakter. Melalui pengalaman ini, siswa-siswi belajar tentang nilai kasih sayang, empati, dan ketabahan, yang merupakan inti dari pendidikan karakter yang sesungguhnya. Karakter Yesus yang penuh kasih dan belas kasihan menjadi teladan utama bagi mereka, sementara karakter pasien yang tabah dan tidak pernah menyerah memberikan inspirasi bagi siswa untuk lebih menghargai kehidupan dan sesama. Kegiatan ini juga memperlihatkan bahwa meskipun kita semua memiliki keterbatasan, kita tetap dapat menaburkan cinta dan membuat perubahan dalam kehidupan orang lain. Amin (ROFINUS REHE)
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.