PTK-PETRUS PONI.S. Ag / Guru Agama Katolik SMPN 1 SIM BUANG.Kab-TANA TORAJA Kecamatan: SIMBUANG Provinsi : SULAWESI SELATAN
FK– “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.” Dalam keluarga, anak-anak cenderung meniru perilaku dan sikap orang tua mereka. Apa yang ditanam oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari, itulah yang akan tumbuh dalam diri anak. Maka keluarga memiliki peran penting sebagai tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak.
Aplikasinya dalam kehidupan siswa:
Sebagai siswa, menyadari bahwa sikap dan kebiasaan kita terbentuk dari keluarga akan menumbuhkan rasa syukur dan tanggung jawab untuk menjaga nama baik keluarga serta meneladani hal-hal baik yang diajarkan oleh orang tua. Jika orang tua menjadi teladan dalam iman dan kasih, maka anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan penuh kasih.
Dalam keluarga, anak-anak cenderung meniru perilaku dan sikap orang tua mereka. Apa yang ditanam oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari, itulah yang akan tumbuh dalam diri anak. Maka keluarga memiliki peran penting sebagai tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak.
1. Keluarga: Sekolah Pertama dalam Iman dan Kehidupan
Keluarga adalah tempat pertama di mana seorang anak belajar mengenal dunia, membentuk kepribadian, serta mengalami kasih. Dalam iman Katolik, keluarga bahkan disebut sebagai “Gereja mini” karena menjadi wadah pertama anak belajar mengenal Allah, berdoa, dan mengasihi sesama.
Keluarga Kudus Nasaret—Yesus, Maria, dan Yosef—adalah teladan sempurna dari kehidupan keluarga Kristiani. Di dalamnya kita melihat bagaimana kasih, pengorbanan, dan iman menjadi dasar pembentukan pribadi yang utuh.
2. Realitas Keluarga Masa Kini
Sayangnya, banyak remaja saat ini tumbuh dalam keluarga yang jauh dari ideal. Pola hidup modern membuat waktu berkualitas antaranggota keluarga semakin terbatas. Orang tua sibuk, anak pun tenggelam dalam dunia digital. Rumah kadang terasa seperti tempat singgah, bukan ruang pembentukan pribadi dan iman.
Akibatnya, banyak siswa lebih betah di luar rumah, merasa kesepian di tengah keluarga sendiri, dan minim komunikasi dengan orang tua. Kurangnya perhatian, kasih sayang, dan kehangatan keluarga bisa memengaruhi pertumbuhan mental, sosial, bahkan spiritual anak.
3. Discovery Learning dan Media Audio Visual: Membangkitkan Kesadaran Iman di Kelas
Di UPT SMPN 1 Simbuang, guru Pendidikan Agama Katolik menerapkan model Discovery Learning dengan bantuan media audio visual untuk mengajarkan materi Peran Keluarga bagi Perkembanganku. Model ini tidak lagi sekadar ceramah, tetapi mendorong siswa menemukan makna melalui eksplorasi video, diskusi kelompok, dan refleksi pribadi.
Melalui tayangan kisah Keluarga Kudus Nasaret, film pendek tentang kehidupan keluarga modern, dan pembacaan Kitab Suci, siswa diajak menyadari pentingnya peran keluarga dalam pertumbuhan iman dan kepribadian mereka. Mereka belajar menemukan kembali makna rumah sebagai tempat kasih, pengampunan, dan harapan.
Cerita Inspiratif: “Pelukan Terakhir Maria”
Suatu sore, di kelas VII UPT SMPN 1 Simbuang, para siswa menyaksikan sebuah video pendek tentang Keluarga Kudus. Di akhir tayangan, seorang siswi bernama Reni menangis pelan. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab:
“Saya baru sadar, selama ini saya marah terus sama mama karena dilarang main handphone malam-malam. Tapi ternyata mama cuma mau saya istirahat cukup dan belajar. Saya belum pernah bilang terima kasih.”
Cerita Reni mengingatkan kita bahwa keluarga adalah tempat pertama kita belajar mengasihi dan menerima kasih. Kadang kita baru menyadari betapa berharganya keluarga setelah melihat contoh seperti Yesus dan Bunda Maria.
Teks Kitab Suci (Yohanes 19:25–27)
25 Di dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria isteri Klopas dan Maria Magdalena.
26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah anakmu!”
27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Makna Mendalam dari Ayat Yohanes 19:25–27
- Ayat 25: Maria, ibu Yesus, tetap setia mendampingi Putranya hingga saat penderitaan di kayu salib. Ini adalah wujud kasih dan keteguhan hati seorang ibu.
- Ayat 26: Meski sedang dalam penderitaan luar biasa, Yesus tidak melupakan tanggung jawab-Nya sebagai anak. Ia peduli pada Bunda-Nya dan ingin memastikan ia tidak sendirian.
- Ayat 27: Yesus mempercayakan Maria kepada murid yang dikasihi-Nya (Yohanes), dan sejak saat itu, Maria dianggap sebagai ibu oleh Gereja. Ini menjadi simbol dimulainya komunitas iman yang saling peduli dan merawat.
Apa Peran Utama Seorang Siswa dalam Keluarga?
Sebagai siswa yang hidup dalam keluarga Katolik, peran utamamu adalah:
- Mengasihi dan menghormati orang tua – seperti Yesus yang menghormati Bunda-Nya bahkan di saat wafat-Nya.
- Menjadi penghubung kasih di rumah – menyatukan, bukan memecah. Mengajak adik bermain, membantu ibu di dapur, atau menemani ayah berbicara.
- Bertanggung jawab pada tugas belajar – karena belajar dengan sungguh-sungguh adalah bentuk syukur atas pengorbanan orang tua.
- Menjadi saksi Kristus dalam keluarga – dengan berdoa bersama, tidak berkata kasar, dan hidup jujur.
Yesus memberikan teladan bahwa kasih dan tanggung jawab terhadap keluarga adalah bentuk paling nyata dari iman kita.(Rrr)
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.