JURNAL (PTK) Rubrik: Pendidikan
Media: Faktahukumntt.com
Volume: 1 | Nomor: 1 | Tahun: 2025
Penulis: Sardilistiani Juita
Instansi: SMAN 1 Welak
FK– ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, khususnya materi “Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola”, melalui penerapan model pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge). Latar belakang penelitian adalah rendahnya minat siswa dan kurangnya keterlibatan dalam proses pembelajaran, yang disebabkan oleh metode mengajar konvensional. Penelitian dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Welak tahun ajaran 2024/2025. Data dikumpulkan melalui observasi, kuisioner, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada minat belajar siswa. Pada siklus I, hanya 40% siswa menunjukkan minat tinggi, meningkat menjadi 80% pada siklus II. Rata-rata nilai hasil belajar juga meningkat dari 65 menjadi 82. Hal ini menunjukkan bahwa model TPACK efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa, menjadikan pembelajaran lebih kontekstual, interaktif, dan menyenangkan.
Kesimpulannya, pembelajaran berbasis TPACK sangat direkomendasikan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran agama. Guru diharapkan dapat terus mengembangkan pendekatan ini untuk mendorong pembelajaran yang lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan zaman digital.
Kata kunci: TPACK, minat belajar, Yesus, pembelajaran agama, siswa SMA
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki peran penting dalam membentuk nilai dan karakter siswa. Salah satu materi yang mendasar adalah “Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola”, yang bertujuan membentuk sikap religius dan meneladani karakter Kristus. Namun di lapangan, ditemukan bahwa minat siswa terhadap materi ini rendah, ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi dalam kelas dan rendahnya hasil evaluasi.
Penerapan metode ceramah yang dominan membuat siswa kurang tertarik. Oleh karena itu, perlu pendekatan baru seperti model pembelajaran TPACK, yang mengintegrasikan teknologi, pedagogik, dan isi materi secara menyatu.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Rendahnya minat belajar siswa terhadap materi Pendidikan Agama Kristen.
2. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Metode pembelajaran yang monoton dan belum variatif.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran TPACK dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Welak pada materi “Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola”.
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan model pembelajaran TPACK dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi “Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola”?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X.
2. Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
1.6 Manfaat Penelitian
A. Bagi siswa: meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar.
B. Bagi guru: menyediakan strategi pembelajaran yang inovatif.
C. Bagi sekolah: memperbaiki mutu pembelajaran berbasis teknologi.
II: KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
2.1 Minat Belajar
Minat belajar adalah perhatian dan kemauan dalam diri siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Slameto, 2010). Minat belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti metode mengajar, suasana kelas, media pembelajaran, dan dukungan lingkungan.
2.2 Materi Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola
Materi ini menekankan nilai-nilai kasih, pengampunan, pelayanan, dan keteladanan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Jika diajarkan secara relevan, materi ini mampu membentuk karakter positif pada siswa.
2.3 Model Pembelajaran TPACK
TPACK merupakan integrasi antara Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), dan Technological Knowledge (TK). Model ini membantu guru merancang pembelajaran yang relevan dengan konteks zaman dan menarik bagi siswa.
4.2 Penelitian Relevan
Penelitian sebelumnya oleh Wahyuni (2022) dan Simanjuntak (2023) membuktikan bahwa penerapan TPACK dalam mata pelajaran agama di sekolah menengah mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara signifikan.
III: METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
3.2 Subjek dan Setting Penelitian
A. Subjek: siswa kelas X SMAN 1 Welak
B. Waktu: Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2024/2025
C. Tempat: SMAN 1 Welak
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus:
1. Perencanaan: menyusun modul ajar berbasis TPACK.
2. Pelaksanaan: mengajar dengan media video, kuis digital, dan diskusi kelompok.
3. Observasi: mencatat partisipasi dan respons siswa.
4. Refleksi: mengevaluasi hasil dan merancang perbaikan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
A. Observasi
B. Kuisioner minat belajar (pre dan post tindakan)
C. Tes hasil belajar
D. Dokumentasi kegiatan
3.5 Teknik Analisis Data
• Kuantitatif: analisis skor rata-rata dan persentase peningkatan minat belajar
• Kualitatif: analisis deskriptif dari observasi dan catatan lapangan
3.6 Indikator Keberhasilan
Penelitian dianggap berhasil jika terdapat peningkatan minat belajar minimal 20% antara siklus I dan II dan ≥75% siswa menunjukkan partisipasi aktif.
IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tiap Siklus
1. Siklus I: Pembelajaran menggunakan video dan refleksi. 40% siswa menunjukkan minat tinggi. 2. Siklus II: Ditambahkan kuis interaktif dan diskusi kelompok. Peningkatan menjadi 80% siswa berminat tinggi.
4.2 Hasil Observasi dan Kuisioner
Observasi dan kuisioner menunjukkan peningkatan ketertarikan dan motivasi siswa. Sebagian besar siswa merasa pembelajaran lebih menyenangkan dan relevan.
4.3 Analisis Data
1. Siklus I: Nilai rata-rata siswa 65, minat belajar rendah.
2. Siklus II: Nilai rata-rata meningkat menjadi 82. Minat belajar meningkat signifikan.
4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Pendukung: tersedianya media, antusiasme siswa, dukungan guru.
2. Penghambat: akses internet terbatas dan kemampuan teknis awal yang kurang.
4.5 Pembahasan
Model TPACK mendorong siswa belajar aktif melalui pendekatan yang kontekstual dan digital. Hasil ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme.
V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran TPACK secara efektif meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Welak dalam materi “Yesus sebagai Sahabat Sejati dan Tokoh Idola”. Model ini menggabungkan media teknologi, metode pedagogi yang tepat, dan konten yang relevan sehingga siswa lebih aktif, partisipatif, dan mampu memahami materi secara lebih dalam.
Peningkatan dari 40% menjadi 80% siswa yang aktif dan minat belajar yang meningkat dari rata-rata 65 menjadi 82 menunjukkan keberhasilan tindakan yang dilakukan.
5.2 Saran
• Guru disarankan untuk mengembangkan pembelajaran berbasis TPACK secara konsisten dalam berbagai materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. (2012). Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Education.
Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technological Pedagogical Content Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge. Teachers College Record, 108(6), 1017–1054.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Rubrik: Pendidikan, Media:
Faktahukumntt.com, Volume: 1 | Nomor: 1 | Tahun: 2025 Penulis: Sardilistiani Juita, Instansi: SMAN 1 Welak
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.