PTK: HENDRIANUS TUBUN, Guru SMPN 2 Amanubatan Tengah

FK Belajarlah dalamnya Akar dari Suara hati jika Otak kiri berperan dalam berpikir analitis, verbal, dan selaras. Otak kiri juga berperan dalam tugas-tugas yang melibatkan logika, bahasa, dan pemikiran analitis. Otak kanan berperan dalam berpikir secara visual, kreatif, dan intuitif. Otak kanan juga berperan dalam pemrosesan informasi spasial dan visual. 

Demokrasi adalah hak sekaligus tanggung jawab. Dalam konteks sekolah, demokrasi diperkenalkan sejak dini melalui berbagai kegiatan yang melibatkan partisipasi siswa secara aktif, salah satunya adalah pemilihan ketua OSIS. Di SMP Negeri 2 Amanuban Tengah, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi menjadi bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), khususnya dalam penguatan nilai-nilai demokrasi dan karakter Kristiani.

Kegiatan ini mengusung tema “Suara Demokrasi, Suara Hati: Menjadi Saksi Kristus dalam Kepemimpinan.” Melalui proses pemilihan ketua OSIS, siswa tidak hanya belajar berdemokrasi, tetapi juga membangun karakter, belajar mendengarkan suara hati, dan meneladani kepemimpinan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Demokrasi di Sekolah: Latihan Kepemimpinan Sejak Dini

Pemilihan ketua OSIS adalah miniatur demokrasi di lingkungan sekolah. Dalam proses ini, siswa belajar tentang pentingnya hak suara, tanggung jawab dalam memilih, serta etika dalam berkompetisi. Para kandidat ketua OSIS mempersiapkan visi dan misi mereka, melakukan kampanye, berdiskusi, dan menjawab pertanyaan dari siswa lain. Semua ini melatih kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepercayaan diri.

Lebih dari itu, seluruh siswa dilibatkan sebagai pemilih aktif. Mereka diberi kesempatan untuk mengenal para calon, menganalisis program kerja yang ditawarkan, dan menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan rasional dan suara hati. Ini adalah pembelajaran nyata tentang pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Projek P5: Demokrasi yang Membentuk Karakter

Kegiatan ini menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan tema “Suara Demokrasi dan Kepemimpinan.” Dalam proyek ini, guru tidak hanya menjadi fasilitator, tetapi juga pembimbing karakter. Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kebhinekaan dilatih secara konkret.

Namun di SMP Negeri 2 Amanuban Tengah, kegiatan ini juga diintegrasikan dengan nilai-nilai iman Katolik. Siswa diajak untuk melihat bahwa pemilihan bukan hanya tentang memilih siapa yang paling populer, melainkan siapa yang mampu menjadi pemimpin yang adil, jujur, dan melayani—cerminan dari kepemimpinan Kristus sendiri.

Suara Hati: Panduan dalam Memilih

Dalam kehidupan Kristiani, suara hati adalah suara Tuhan yang membisikkan kebaikan dan kebenaran. Dalam konteks pemilihan ketua OSIS, siswa diajak untuk tidak memilih berdasarkan tekanan, gengsi, atau popularitas semata, tetapi berdasarkan suara hati mereka yang jujur.

Pendampingan dilakukan melalui pelajaran Agama Katolik dan pembinaan karakter. Para siswa merenungkan pertanyaan: “Apakah calon yang saya pilih memiliki semangat pelayanan? Apakah ia mampu menjadi pemimpin yang membawa kebaikan bersama?” Refleksi ini membantu siswa untuk memaknai pemilihan sebagai proses spiritual, bukan sekadar administratif.

Menjadi Saksi Kristus dalam Kepemimpinan

Yesus adalah pemimpin yang tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Teladan ini menjadi dasar pembinaan kepemimpinan OSIS di SMP Negeri 2 Amanuban Tengah. Sejak proses kampanye, para kandidat diajak untuk menghindari praktik tidak sehat seperti menjelekkan lawan atau membuat janji-janji kosong. Sebaliknya, mereka ditantang untuk menunjukkan keteladanan dalam tindakan.

Para kandidat diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan seluruh siswa, bukan untuk pamer kekuasaan, tetapi untuk menyampaikan semangat pelayanan mereka. Di sinilah siswa belajar bahwa menjadi pemimpin bukan soal jabatan, tetapi soal komitmen dan ketulusan hati.

 

Pemilihan OSIS: Lebih dari Sekadar Suara

Pada hari pemilihan, suasana sekolah terasa berbeda. Semua siswa, guru, dan staf menyambut hari itu sebagai pesta demokrasi. TPS miniatur disiapkan, daftar hadir disusun, dan surat suara dibagikan. Dengan tertib, para siswa masuk bilik suara dan mencoblos pilihan mereka. Proses penghitungan suara pun dilakukan secara terbuka dan disaksikan bersama.

Namun lebih dari itu, proses ini menciptakan kebanggaan dan rasa memiliki dalam diri siswa. Mereka merasa didengar, dilibatkan, dan diberi kepercayaan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan rasa tanggung jawab sosial dan kepercayaan diri.

Hasil dan Refleksi

Setelah pemilihan selesai dan ketua OSIS terpilih, seluruh siswa diajak untuk melakukan refleksi. Apa yang mereka pelajari dari proses ini? Apa tantangan yang mereka hadapi? Bagaimana mereka melihat demokrasi dalam terang iman Kristiani?

Dari hasil refleksi, banyak siswa menyatakan bahwa mereka merasa lebih berani menyuarakan pendapat, lebih jujur dalam memilih, dan mulai memahami bahwa pemimpin bukan hanya soal jabatan, tapi juga soal melayani orang lain. Sementara para kandidat, baik yang menang maupun kalah, diajak untuk tetap menjaga semangat persaudaraan dan kerja sama.

Penutup: Membangun Masa Depan melalui Pendidikan Demokrasi dan Iman

Kegiatan pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 2 Amanuban Tengah bukan hanya tentang memilih siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk karakter siswa seumur hidup. Proses ini menjadi contoh nyata bagaimana demokrasi dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai iman Katolik.

Dengan suara hati sebagai kompas dan Yesus Kristus sebagai teladan kepemimpinan, siswa diajak untuk menjadi pelajar yang kritis, aktif, dan berkarakter. Mereka disiapkan bukan hanya sebagai warga negara yang baik, tetapi juga sebagai murid Kristus yang setia dan pemimpin masa depan yang melayani dengan kasih.(Rrr)

 

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.