LEMBATA, FaktahukumNTT.com – 1 Mei 2023

Air dan Hidup, Air Sumber Kehidupan. Wejangan riakan titik-titik mata air dari lubang batu ’Onga Rajan” desa Labalimut. Kisah hidup  seribu jiwa adam dan hawa di desa Pasir emas putih desa Mingar merindukan batu itu untuk menimba  satu teguk air Cinta.

Air Onga Raja bagaikan Gadis Cantik.  Gadis atau Ina Onga Rajan  sesungguhnya dihomarti dan dimahkotai dengan tradisi budaya suku desa Labalimut sebagai rahim melahirkan Air Onga Rajan.

Kisah jatuh cinta itu saat Sang Rajan dari desa Mingar kehausan dan kelaparan dan memohon Gadis yang sungguh perawan untuk memeluk  Cinta air Onga Rajan  yang bening salju.

Gadis Onga Rajan ini dipinang dengan Kekuatan antara dua jiwa yang bersatu dalam Lubang Batu Onga Rajan. Rayuan dan ucapan kata-kata di dengar sangat Suci Sang Pemilik empunya Air sumber Cinta Air Onga Lagan desa Labalimut.

Kepala desa Labalimut  Yohanes Buga dan Kepala desa Pasir Putih Mingar Wenseslaus Bala Papang S.Fil, keduanya saling berjumpa secara adat istiadat. Kekuatan Leluhur itu tetap membuka mata dan mendinginkan hati untuk saling Meminang Gadis Air Onga Rajan.

Air menyegarkan jiwa kehidupan ini direstui dan hubungan adat istiadat dalam dua Kampung tersebut berjalan satu cinta.

Dalam mimpi Wenseslaus Bala Papang sebagai Kepala desa dirinya harus berani dan berkomintmen mengankat tongkat dan membela batu itu. Dirinya berdoa seperti Nabi Musa.

Demikian penggalan Kisah Nabi Musa Apakah senasib dengan Masyarakat Mingar”

 

Musa Memukul Bukit BatuTAHUN demi tahun berlalu—10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 39 tahun! Dan orang-orang Israel masih tetap di padang gurun. Tetapi sepanjang tahun-tahun ini Yehuwa telah memelihara umat-Nya. Ia memberi mereka makan dengan manna. Ia memimpin mereka selama siang hari dengan tiang awan, dan selama malam dengan tiang api. Dan selama tahun-tahun ini pakaian mereka tidak menjadi rusak dan kaki mereka tidak sakit.

jiwa dan raga berstu cinta
jiwa dan raga berstu cinta

Sekarang adalah bulan pertama dari ke-40 tahun sejak mereka meninggalkan Mesir. Orang-orang Israel kembali berkemah di Kadesy. Inilah tempat mereka berada ketika 12 pengintai diutus untuk mengintai negeri Kanaan hampir 40 tahun sebelumnya. Kakak dari Musa, Miryam, meninggal di Kadesy. Dan sama seperti dahulu, terdapat kesukaran di sini.

Orang-orang tidak dapat menemukan air. Maka mereka mengeluh kepada Musa, ’Lebih baik kita mati. Mengapa kau membawa kami keluar dari Mesir ke tempat celaka ini di mana tidak ada yang dapat tumbuh? Tidak ada tempat menabur, tidak ada buah ara, anggur, delima. Bahkan air minum pun tidak ada.’

Ketika Musa dan Harun pergi ke tabernakel untuk berdoa, Yehuwa berkata kepada Musa, ’Suruhlah umat itu berkumpul. Dan di depan mata mereka katakanlah kepada bukit batu itu. Cukup air akan keluar dari padanya untuk memberi minum umat itu serta ternaknya.’

Demikianlah Musa mengumpulkan orang-orang, dan berkata, ’Dengarkanlah, kalian yang tidak percaya kepada Allah! Apakah Harun dan saya harus mengeluarkan air dari bukit batu ini?’ Kemudian Musa memukul bukit batu itu dua kali dengan sebuah tongkat, dan keluarlah banyak air. Ada cukup air untuk memberi minum seluruh umat itu dan semua ternak mereka.

Tetapi Yehuwa marah dengan Musa dan Harun. Tahukah kau apa sebabnya? Karena Musa dan Harun mengatakan bahwa mereka akan mengeluarkan air dari bukit batu itu. Tetapi sebenarnya Yehuwa yang berbuat itu. Dan karena Musa dan Harun tidak mengatakan hal yang sebenarnya mengenai hal ini, Yehuwa berkata bahwa Ia akan menghukum mereka. ’Kamu tidak akan memimpin umat-Ku ke negeri Kanaan,’ Ia berkata.

Segera orang-orang Israel meninggalkan Kadesy. Tidak berapa lama sampailah mereka di Gunung Hor. Di sini, di puncak gunung ini, Harun meninggal. Ia berumur 123 tahun pada waktu ia meninggal. Orang-orang Israel sangat sedih, maka untuk 30 hari semua menangisi Harun. Putra Harun, Eliazar, menjadi imam besar untuk berikutnya dari bangsa Israel.

Sesungguhnya Kepala desa Mingar mengajak 423 Kepala Keluarga (KK), dari jiwa 1326 dalam lingkaran 26 RT dan 5 Dusun untuk menyatukan hati dan berdoa kepada Tuhan agar Air kehidupan yang terisi dalam Batu ini namun atas perinta Tuhan maka Seluruh Masyarkat, tokoh Adat, Tokoh Agama Muslim dan Agama Katolik bersama-sama mengangkat Tongkat itu dan memukulkan tongkat Cinta itu diatas batu Onga Rajan. Demi Cinta Gadis yang empunya rahim suci itu dengan tulus menyerakan dirinya . Air suci Gadis perawan itu  untuk dipinang dan pinangan itu sangat bernilai adat istiadat .

Wenseslaus Bala Papang  yang biasa di sapa setiap saat “Ces;  kepada media Faktahukumntt.Com – Mengatakan Masyarakat desa Pasir Putih Mingar dalam kebutuhan akan air minum bersih.  Karena hal Air merupakan  kebutuhan yang paling urgen tidak mau pendekatan ekonomi akan berdampak buruk maka dilakukan pendekatan adat.

Ces juga menegaskan kembali bahwa Air minum bersih di desa Mingar sudah sejak Lama dilakukan secara adat maka pada kesempatan ini pulahlah dirinya melakukan secara adat. Namun lebih bernilai adat maka dirinya mengunakan uang sehati bukan ekonomi. Sehingga Opu Alap (Om atau Paman) dari Lewo Ketoj Labalimut dengan suber mata air Gadis Onga Rajan . Kekuatan itu menjadi penuh berisi uang sehati desa Labalimut hadir di Desa Pasir Putih untuk mengahantar  Bine (Gadis) dengan bawaan-bawaan adat dan Masyarakat Desa Mingar sebagai Anak Makin (pihak laki-laki) juga dengan ritual adat dan membalas kembali antar mereka dengan material dan binatang (Babi dan Kambing) sebagai bukti pendekatan adat secara sah.

Harapan Kepala desa Pasir Putih Mingar menegaskan kembali bahwa dengan pendekatan adat ini tentang siri pinang itu tidak langsung dibayar lunas tetapi sesuai dengan kemapuan Desa Pasir Putih. Sekali lagi dengan Doa kuasah Roh Hati Yesus yang maha kudus dan keucian tanah ibu rahim melahirkan cinta dan  Kekuatan Budi Pekerti Langit Bapak yang memberikan Roh Kristus Raja Semesta Alam dan Restu  Nenek Moyang Desa Pasir Putih ada akan tetap : ADA dan rezeki itu akan terus mengalir untuk Kepentingan Mata Air Onga Rajan.

Pada peresmian yang berlangsung pagi hari tepat pukul 07.00.pagi. Ritual itu berlangsung sakral. Dari Pantuan Media ini saat meyaksikan bagaimana seluruh kepala Suku-suku didesa Pasir putih bersatu untuk memberikan beberapa sajian terutama Sarung dan baju untuk membusanakan Gadis Cantik air Onga Rajan. Pakain Gadis Cantik Onga Rajan itu di Letakan diatas bodi Bak Penampung Air. Saat itu pipa dengan berukuran 3 Dim,  sedang mengalir air Gadis Cantik Onga Rajan. Gadis cantik Onga Rajan itu berjalan atau mengalir dengan jarak tempu pipa 14 Kilometer. Sungguh menyegarkan jiwa yang dahaga maka gadis cantik Onga Rajan memberikan minum setiap saat dengan pipa berukuran 1,5 dim.

Untuk mengucapkan syukur dan kebahagian maka kedua desa ini saling menghibur dengan tarian Uru Sele Nama Klake. Seluruh masyarakat membetuk lingkang dipelataran Bak penampung Air. Bak Penampung Air itu dengan memberikan warna hidup yakni warna Biru Langit yang indah dan mempesona cinta.

Acara peresmian dilanjutkan dengan Kurban Ekaristi tepat pukul 9.30 pagi. Perayaan Misa ini dipimpin langsung oleh Romo Yeremias Rianghepat Pr. Peristiwa di Akhir Bulan April dn pada awal bulan Maria hadir mengikuti Perayaan Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa dan Polres Lembata Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Josephien Vivick Tjangkung.

Dalam penyampaian Romo Yermin dirinya bersama dewan Paroki dan juga umat Paroki Mingar mengucapkan terimakasih atas partisipasi Bapak Penjabat bupati bersama Nyonya Bupati (IBU) dan Kapores Lembata yang sudah hadir berdoa bersama pada Perayaan Minggu Paggilan Sedunia dalam  Aturan Kalender Gereja Katolik.

Perayaan sudah berjalan terus dengan  Resepsi bersama.   Bupati Lembata dan Kapolres Lembata bersama para tamu  masyarakat Desa Labalimut dan seluruh 5 dusun desa Pasir putih memadati pelatarn pasar Kuliner pesisir pantai pasir putih Cinta.

Diselah selesai repsepsi dilanjutkan Peresmian Air dari Penjabat Bupati Lembata. Marianus Jawa mewakili Pemerihan negeri dan Swasta dan Restu  Tuhan dan Leluhur Lewotanah dari 9 Kecamatan dan 7 Kelurahan  dengan resmi Membuka Kran Air minum bersih Desa Pasir Putih Mingar.

Marsianus Jawa pada kesempatan Sambutan Ia menegaskan agar masyarakat Labalimut dan desa Mingar harus saling menjaga kelestarian Mata Air. Saling membangun kerjasama sampai selamanya. Air menjadi ekonomi kehidupan yang sangat bermafaat. Sehingga Bupati mengharapkan agar Masyarkat tetap mencintai air dengan penuh gotong royong.

Pada kesempata pulahlah Kapolres Lembata Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Josephien Vivick Tjangkung. Saat memberikan sambutan. Ibu Kapolres menegaskan kepada masyarakat untuk tetap menjaga Keamanan. Terutama jaga kepercayaan Mata Air. Permasalahan Jiwa dan psikologis masyarakat Lembat itu saling mempertahan budaya.

Dari terciptanya nilai budaya makapasti tidak ada tindakan Kriminalitas, Pencurian, Perapokan, Pembunuhan dan ynag paling viral saat ini adalah Buru Migran yang ilegal. Sudah terbukti saat ini ada beberapa masyarakat dibahwa umur berani menipu diri. Mudah-mudahan masyarakat Desa Mingar harus menjaga tindakan Amoral terseBut.

Pada akhir sambutan Kapolres Lembata juga memberikan Izin kepada seluruh Masyarkat yang miliki (Hp) untuk mencatat no Hp Kapolres Lembata secara terbuka. Pesan Ibu Kapolres jika ada perlanggaran HAM dan kesalahan merusak lingkungan sosial tolong segera Melapor melalui No Hp ini. (Rofinus Rehe Roning)

 

 

 

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.