FK – Lembata, sebuah daerah dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan pangan lokal. Dengan memadukan hasil dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, Lembata mampu mencapai ketahanan pangan yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat di 9 dan 7 kelurahan.

Gerakan “Tunas Hijaukan Darat dan Laut Lembata 2025/2029” adalah sebuah visi yang mengajak masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara bijak, berkelanjutan, dan selaras dengan prinsip budaya lokal Kedang dan Lamaholot. Prinsip ini mengedepankan tekad untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Hijaukan pangan lokal berarti lebih dari sekadar meningkatkan hasil produksi. Ini tentang mengadopsi metode pertanian, peternakan, dan perikanan yang ramah lingkungan. Misalnya, mengelola lahan secara organik, memberdayakan peternakan berbasis komunitas, serta meningkatkan kualitas tangkapan laut tanpa merusak ekosistem.

Dukungan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya diperlukan untuk memastikan keberhasilan gerakan ini. Melalui pendidikan, pelatihan, dan pengenalan teknologi ramah lingkungan, masyarakat dapat menjadi lebih tekun dan mandiri dalam memanfaatkan kekayaan alam Lembata.

Dengan langkah rendah hati, kerja sama, dan tekad yang kuat, Lembata dapat menjadi model daerah yang sejahtera berkat pangan lokalnya. Hijaukan darat dan laut adalah janji untuk generasi mendatang: kehidupan yang lebih baik tanpa meninggalkan akar budaya.

Membangun Lembata yang Sejahtera Melalui Pangan Lokal dan Budaya Lembata memiliki warisan alam dan budaya yang sangat berharga. Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Namun, ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada komitmen bersama untuk hijaukan darat dan laut Lembata, seperti yang diusung dalam visi 2025/2029.

Prinsip budaya lokal Kedang dan Lamaholot menekankan pada pentingnya keharmonisan antara manusia dan alam. Melalui pendekatan ini, masyarakat dapat menjalankan pengelolaan pangan yang tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga melestarikan ekosistem.

Dalam implementasinya, masyarakat di 9 dan 7 kelurahan harus menjadi prioritas. Pertanian berbasis organik, peternakan berkelanjutan, dan perikanan yang ramah lingkungan adalah langkah-langkah konkret untuk mencapai kesejahteraan bersama. Dengan rasa rendah hati dan tekun, potensi ini dapat diolah menjadi kekuatan besar.

Tidak cukup hanya pemerintah yang bergerak. Seluruh masyarakat harus terlibat dalam gerakan ini. Kolaborasi lintas sektor, dari pelatihan hingga teknologi, akan menjadi katalisator keberhasilan.

Mari bersama-sama wujudkan Lembata yang hijau, sejahtera, dan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Masa depan generasi mendatang ada di tangan kita.

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.