Site icon Fakta Hukum Lembata

Long March Ribuan Guru: Tuntutan Keadilan atas Pengeroyokan, Masyarakat Terharu Dukung Polres Lembata

gerbang SMAN 1 Nubatukan

gerbang SMAN 1 Nubatukan

FAKTAHUKUMNTT.COM, LEMBATA – Aksi damai Ribuan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gelar  Long March  aksi damai Long March dengan rute start SMANSA Nubatukan melingkari jalan protokol dan kembali menuju SMANSA Nubatukan. Tebalut baju PGRI Warna Putih hitam dan baju IGI Biru dan sekumtum bunga mawar ditangan.

Pantauan media ini, saat orasi   ungkapan hati sangat menusuk kalbu terharu. Saat ini guru-guru memberikan bunga dan selembar tulisan kepada orangtua masyarakat sekota Lewoleba.

Saat itu para  guru melantumkan syair himne guru sepanjang jalan. Betapa terharu  ribuan  guru dan juga publik yang menyaksikanpun mengugurkan air mata. Ya, Sungguh sakit dan pedih hati guru. Raut jiwa para guru  berusia rambut uban dan juga para guru yang masi berjiwa embung pagi  dengan selogan Guru adalah Pahlawan tanpa tanda Jasa.

Aksi damai bertujuan  untuk memberikan dukungan kepada Polres Lembata dalam menangani kasus pengeroyokan terhadap guru Dami secara Profesional, gelar berlangsung sepanjang jalan kota Lewoleba hari, Selasa 26 Maret 2024.

Menjadi Sang orator Long March Martinus Ola, Koroordinator Umum (Kordum),  menjelaskan kegiatan yang di lakukan hari ini merupakan rangkaian semangat guru yang tergabung dari PGRI dan IGI.

Sepanjang jalan Sitarda Lewoleba selatan  para guru dari jenjang tingkat TKK dan Paud, SD,SMP dan SMA/SMK berorasi  memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak bertindak semena – mena terhadap seorang guru yang menjadi tonggak dan pondasi pendidikan saat melakukan tugas dan tanggungjawab untuk mencerdaskan generasi bangsa.

“Kita berikan apresiasi setinggi tingginya kepada pihak Polres Lembata untuk bekerja secara profesional dalam penanganan kasus pengeroyokan guru Dami, ” ujar Martinus Ola.

Lanjut Ia menyampaikan aksi hari ini ada tiga poin penting yang di kumandangkan adalah mengedukasi masyarakat, memberikan dukungan kepada Polres Lembata, kami menyuarakan agar tidak terjadi diskriminasi dalam proses pendidikan terhadap guru dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya.

“Kami mendapatkan informasi terkini bahwa saat ini kasus pengeroyokan terhadap guru Dami sudah pada tahap dua dan telah diserahkan di Kejaksaan Negeri Lembata, ” imbuh Martinus.

Ia melanjutkan, beberapa hari yang lalu kepala dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2PA) Kabupaten Lembata memanggil Kepala sekolah SMANSA Nubatukan tanpa melalui atasan dari sekolah yaitu Korwas dalam surat tersebut bernuansa sudah ada kekerasan dan kemudian tanpa melalui pimpinan Kepala sekolah diminta untuk mencari saksi tambahan dengan tujuan untuk memperkuat kekerasan terhadap anaknya.

Orasi Mewakili PGRI Lembata, Fransiskus Terong,

Walapun dibalut keringat dan panas membarkar tubuh sang guru namun guru itu bagaikan api dan keringat Wakil Ketua PGRI Lembata Fransiskus Terong, berorasi bahwa guru itu guru sang pejuang kecerdasan Bumi. Kami berdiri diatas bumi Guru dan kamipun berjalan dalam kaki guru untukmu Anak-anak bangsa. Lidah emas dari mulut sang guru Fransiskus Terong mengajak PGRI sebagai organisasi profesi kami terus berupaya untuk melakukan tahapan – tahapan laporan balik terhadap guru Dami diruangan kelas.

“Kami percaya proses yang saat ini di tangani oleh Polres Lembata untuk terus bekerja secara maksimal, “tegas Kerong.

Menurut Kerong, mesti dimaknai bahwa ruang kelas itu sebagai ruang mengajar sekaligus ruang mendidik hal ini mestinya dipahami wilayah guru menjalankan perannya menentukan karakter Siswa/i dalam pendidikan itu. Dalam kasus yang menimpa guru Dami, akan terus kami kawal agar bisa mendapatkan keadilan, ” tutup Kerong dengan penuh harap.

Kepada media ini juga Ketua Koordinator Pengawas Pendidikan Menegah dan Khusus (Korwas Dikmen) Kabupaten Lembata, Yohanes Mamun S.Pd,M.Pd memohon kerjasama yang baik kepada Kapolisian Sektor Lembata atas kasus tindakan pengroyokan korban Guru  Pungkas mantan jurnalis Pos Kupang.(Rofinus Rehe Roning)

 

Exit mobile version