Suasana panik melanda para penumpang dan awak kapal. Beberapa awak dan kapten melarikan diri menggunakan motor boat, meninggalkan kapal dalam bahaya. Namun, berkat usaha stirman Kapten Sina, api berhasil dipadamkan, dan kapal diarahkan ke Madura sambil menunggu bantuan untuk ditarik ke Surabaya guna perbaikan. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pelayanan di tanah misi penuh risiko, tetapi Tuhan selalu melindungi para pekerja-Nya.
Karya Pastoral di Lembata: Paroki Lerek dan Paroki Boto
Setelah tiba di Lembata, Pater Niko mulai melayani di Paroki Lerek sejak tahun 1964. Selama 24 tahun, ia dengan setia mendampingi umat, didampingi oleh Romo Gerardus Muran dan Pater Damasus Kabelen SVD. Paroki Lerek menjadi tempat di mana ia menyaksikan pertumbuhan iman umat dan membangun komunitas yang kuat dalam kebersamaan dan pelayanan kasih.
Pada tahun 1987, ia berpindah tugas ke Paroki Boto di Kecamatan Nagawutung. Selama 18 tahun berikutnya, ia terus menjalankan karya pastoralnya dengan penuh dedikasi, menyebarkan kasih Kristus kepada umat di daerah terpencil.

Visi dan Misi Pelayanan
Visi pelayanan Pater Niko selalu berpusat pada kasih Allah yang tak terbatas. Ia percaya bahwa menjadi misionaris berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan umat yang dilayani.
Visi:
- Menjadi gembala yang membawa sukacita Injil kepada setiap orang, terutama di daerah terpencil.
- Menghidupkan semangat iman dalam komunitas yang dilayaninya.
- Membangun kebersamaan dalam keberagaman budaya dan latar belakang umat.
Misi:
- Melayani dengan hati yang tulus dan penuh kasih.
- Menghidupkan kembali semangat iman umat melalui sakramen dan pendidikan.
- Membangun sarana pendidikan dan pastoral yang mendukung perkembangan iman umat di daerah misi.

Masa Pensiun: Tetap Melayani dengan Kasih
Meskipun telah memasuki masa pensiun, semangat pelayanan Pater Niko tak pernah pudar. Di RS Bukit Lewoleba, ia masih setia merayakan ekaristi dan mengunjungi pasien di kamar-kamar rumah sakit. Kehadirannya menjadi sumber penghiburan bagi mereka yang sakit dan menderita.
“Saya hanya ingin tetap setia pada panggilan Tuhan dan bersyukur atas setiap momen yang diberikan-Nya,” ungkapnya.
Kini, di usianya yang senja, Pater Niko menatap perjalanan hidupnya dengan penuh syukur. Perjalanan panjang yang telah ia lalui bukan hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang cinta, kesetiaan, dan harapan.Selamat ulang tahun, Pater Niko “Konok”! Proficiat untuk perjalanan imamat yang luar biasa. Semoga warisan pelayanan dan semangat misimu terus menginspirasi banyak orang. Salam.(ROFINUS REHE RONING)
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.