Melalui kegiatan Pramuka seperti penanaman pohon, kerja bakti lingkungan, pembuatan taman sekolah, serta kegiatan eksplorasi alam sekitar desa, para siswa diajak untuk mengembangkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Di setiap kegiatan, pembina menanamkan pesan bahwa alam adalah ciptaan Tuhan yang harus dijaga. “Siapa menjaga alam, ia menjaga kehidupan,” demikian semboyan yang sering diulang dalam upacara Pramuka. Cinta alam bukan hanya teori, tapi diwujudkan dalam tindakan nyata seperti tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan bahan alami, dan menjaga kebersihan lingkungan.

3. Kasih Sayang terhadap Sesama dan Budaya Lokal

Salah satu hal yang membedakan kegiatan Pramuka di SMPN 2 Amanuban Tengah adalah penekanan kuat terhadap budaya lokal. Kasih sayang terhadap sesama diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan siswa, guru, orang tua, dan tokoh adat.

Setiap perkemahan Pramuka di sekolah ini selalu dibarengi dengan kegiatan pengenalan budaya Timor: mulai dari pelatihan tarian tradisional, permainan rakyat, hingga cerita rakyat lokal yang penuh nilai moral. Para siswa diajak untuk memahami bahwa budaya adalah identitas dan warisan yang harus dijaga dengan cinta.

Selain itu, siswa dilatih untuk memiliki empati terhadap sesama, terutama dalam situasi sosial yang sulit. Kegiatan seperti “Pramuka Peduli”—berupa pengumpulan pakaian layak pakai, mengunjungi orang sakit, dan membantu korban bencana lokal—menumbuhkan semangat solidaritas dan kasih sayang yang tulus.

4. Integrasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Pramuka

Dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka, pendidikan semakin diarahkan pada penguatan karakter dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan Pramuka sangat selaras dengan enam dimensi profil tersebut, terutama dimensi:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia
  • Bergotong royong
  • Mandiri
  • Berkebinekaan global
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Melalui kegiatan Pramuka yang kontekstual dan bernuansa budaya lokal, siswa SMPN 2 Amanuban Tengah tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari pengalaman nyata yang menyentuh hati dan membentuk kepribadian.

5. Tantangan dan Harapan

Tentunya, pelaksanaan kegiatan Pramuka berbasis nilai Tri Darma ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan fasilitas, minimnya dana kegiatan, serta kesibukan akademik sering menjadi hambatan. Namun, semangat para guru, pembina, dan dukungan masyarakat menjadi motor penggerak yang luar biasa. Ke depan, harapannya adalah kegiatan ini semakin mendapatkan dukungan dari pihak sekolah dan dinas pendidikan agar dapat menjadi model pendidikan karakter yang relevan dengan konteks lokal namun tetap berdaya saing nasional. ( Tubun)

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.