Ayat ini menjadi dasar yang kuat dalam pengajaran tentang Sakramen Ekaristi, di mana Yesus sendiri menegaskan pentingnya menerima tubuh dan darah-Nya dalam perjamuan kudus.

Melalui ayat ini, siswa dapat diajak untuk memahami bahwa Sakramen Ekaristi bukan sekadar simbol, melainkan kehadiran nyata Yesus dalam kehidupan mereka.

Guru agama dapat menggunakan ayat ini dalam pengajaran mereka dengan:

  • Mengajak siswa membaca dan merenungkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menghubungkan ayat ini dengan pengalaman mereka saat mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja.
  • Menjelaskan bagaimana Sakramen Ekaristi memperkuat hubungan mereka dengan Kristus dan sesama.

Namun, tanggung jawab guru agama tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekolah, keluarga, dan komunitas gereja agar pendidikan iman berjalan efektif.

Sekolah harus menyediakan bahan bacaan yang relevan, orang tua perlu membimbing anak dalam menghidupi iman di rumah, dan gereja harus menjadi tempat di mana siswa dapat melihat serta mengalami langsung penerapan sakramen dalam kehidupan nyata.

Jika semua elemen ini berjalan seiring, maka pendidikan agama di SDN Tetes Tanah akan lebih dari sekadar mata pelajaran—tetapi menjadi proses pembentukan iman yang kokoh.

Oleh karena itu, tanggung jawab guru agama Katolik dalam menanamkan tujuh sakramen melalui pendalaman Kitab Suci harus terus didukung dan diperkuat demi menciptakan generasi muda Katolik yang beriman dan berakar dalam nilai-nilai Kristiani. (Fantasia)

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.