Sang ayah menjawab dengan sederhana, “Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan, meski kecil. Kita berbagi dari apa yang kita punya.”
Sejak saat itu, mereka mulai menyisihkan sebagian kecil penghasilan mereka untuk membantu tetangga yang lebih miskin. Ketika musim panen tiba, sang ayah selalu menyisihkan beberapa kilogram beras untuk keluarga di sebelah yang sering kelaparan. Sang ibu, meski keuntungannya tipis, selalu memberikan makanan kepada anak-anak jalanan di pasar.
Kebaikan ini menjadi teladan bagi Bima. Meski usianya masih muda, ia tumbuh menjadi anak yang rendah hati dan murah hati. Suatu kali, saat teman sekolahnya tidak memiliki buku, Bima tanpa ragu meminjamkan buku favoritnya, meski ia sangat menyayangi buku itu.
Hidup keluarga itu tetap sederhana, tetapi mereka dipenuhi dengan sukacita karena bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Kisah keluarga ini menggambarkan semangat yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis dalam Injil Lukas 3:10-18: hidup dalam kasih, keadilan, dan tanggung jawab kepada sesama.
Pertanyaan “Apakah yang harus kami perbuat?” mereka jawab dengan tindakan nyata, sesuai kemampuan mereka. Keluarga kecil ini mengingatkan kita bahwa tidak ada kebaikan yang terlalu kecil. Tuhan melihat hati yang tulus, dan dalam berbagi, mereka menemukan sukacita sejati.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.