Secara liturgis, ritus Novena Pentakosta ini terdapat dalam Misale dan dalam Ibadat Harian (Liturgia Horarum atau Officium Divinum), terutama pada Ibadat Sore II Pentakosta: teks-teks Kitab Suci dan doa-doa presidensial, dengan pelbagai cara mengisahkan penantian para murid atas Sang Penghibur.

Novena Pentakosta hendaknya mencakup perayaan Ibadat Sore meriah.

Bila perayaan Ibadat Sore meriah ini tidak mungkin dilakukan, maka hendaklah diupayakan agar dalam Novena Pentakosta tercermin tema-tema liturgi pada hari-hari antara Kenaikan dan vigilia Pentakosta.

Di sejumlah tempat, maksud saya Gereja lokal (keuskupan tertentu) Novena Pentakosta dirayakan oleh umat beriman sebagai pekan doa untuk kesatuan umat kristiani sedunia.

Seturut prinsip liturgi, bila Novena Pentakosta ini dipadukan dengan Perayaan Ekaristi, maka susunan perayaan sebagai berikut: Ritus Pembuka, Liturgi Sabda (yang diakhiri dengan doa Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus), Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup.

Novena Pentakosta merupakan salah satu bentuk devosi, maka dilaksanakan di luar Liturgi (di luar Misa), bisa dilaksanakan sebelum atau sesudah Misa. Disajikan dalam dua bentuk, ke-1, dilanjut dengan Misa; ke-2 dalam Perayaan Sabda Tanpa Imam.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.