Kini, Mus dan Boy telah pergi, tetapi cinta mereka tetap abadi. Kepergian mereka adalah luka terdalam, sebuah kehilangan yang menumpas tumpuan harapan dan kasih. Namun, dalam kepedihan ini, iman tetap menjadi pijakan. Sebab, di balik perpisahan di dunia, ada perjumpaan kembali di keabadian.

Selamat jalan, Saudara Berdua. Pada rerintihan nasib yang dialami sendiri saat itu, kami persembahkan doa-doa hening tak kunjung padam. Kiranya keheningan dalam doa mampu menutupi kegelisahan amukan badai. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi duka yang mendalam ini.

“Ama, Apan, Anaf, In ama fae nain faot nahene bibir meto. In ama fuan tasi masa.”

Pesan Kitab Suci: Injil Lukas

Dalam Lukas 7:13, tertulis: “Dan ketika Tuhan melihat dia, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ‘Jangan menangis.’”

Seperti perempuan di Nain yang kehilangan anaknya dan menerima belas kasih Yesus, demikian pula Tuhan melihat air mata setiap ibu yang kehilangan. Di dalam kesedihan, ada penghiburan dari Tuhan. Doa seorang ibu tidak pernah sia-sia, meskipun jawaban Tuhan sering kali datang dalam bentuk yang tak terduga. Dalam kepedihan, tetaplah percaya bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan pengharapan.

Dalam Lukas 8:24, dikisahkan bagaimana murid-murid Yesus ketakutan menghadapi badai di danau. Mereka membangunkan Yesus dan berkata, “Guru, Guru, kita binasa!” Lalu Yesus bangun, menghardik angin dan gelombang air, sehingga semuanya reda dan danau pun menjadi teduh. Kisah ini mengingatkan kita bahwa sekalipun badai kehidupan menerpa, Tuhan tetap berkuasa untuk meredakannya. Tidak ada badai yang lebih besar dari kuasa Tuhan.

Ama, Apan, Anaf, In ama fae nain faot nahene bibir meto. In ama fuan tasi masa.”

Renungan untuk Keluarga yang Ditinggalkan

Dalam keheningan malam, di antara desir angin pantai yang menyapu duka, Tuhan hadir dalam setiap tangisan yang pecah. Kesedihan yang mendalam bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah pengingat bahwa kasih sejati tidak pernah terputus, meskipun tubuh terpisah oleh maut. Ingatlah, dalam duka yang mendalam, ada Tuhan yang selalu menguatkan dan mengasihi.

Mus dan Boy kini telah kembali ke pangkuan Tuhan, beristirahat dalam damai-Nya yang abadi. Mereka bukanlah hilang, melainkan telah lebih dahulu tiba di pelukan kasih Bapa Surgawi. Sebagai keluarga yang ditinggalkan, tetaplah kuat dalam iman, sebab Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya dalam kesendirian.

Seperti yang tertulis dalam Mazmur 34:18, “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Tuhan melihat setiap air mata dan mendengar setiap doa. Percayalah bahwa ada penghiburan dalam rencana-Nya yang sempurna.

Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam duka sekalipun, ada kekuatan yang lahir dari doa dan ketabahan. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, dan di balik setiap kehilangan, ada kasih-Nya yang tetap menyala.(RRR)

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.