Aturan dalam Tradisi Berburu Paus di Lamalera Pada musim Lewa, masyarakat Lamalera tidak hanya menangkap paus, tetapi juga pari dan lumba-lumba. Khusus paus, masyarakat Lamalera memiliki kearifan lokal untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata.

Sangat unik diriku bole memeperoleh begitu banyak. Adapun para tokoh-tokoh tanah leluhur lamalera membuka pintu. Di sudut jalan itu ada bercak darah merah. Aku Kaget ah… Ya Tuhan ternyata Darah merah biasa liur mama tua yang membuang luda siri pinang. darah ini membuat aku refleksi bersama busaran puing-puing senyuman nenek Moyang Lamalera.   Panas dan sangat sejuk ketika orang mudah Lamalera bagaimana mengkisakan penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar, karena nantinya hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.

Di Lamalera memang terdapat pasar barter yang dibuka seminggu sekalii mana warga desa Lamalera bisa menukar hasil tangkapan dengan bahan pangan lain seperti jagung atau pisang.  Berdasar sejarah dan dan syair (folkolore) yang diwariskan secara turun temurun yang disebut Lia asa usu (syair asal-usul), nenek moyang suku-suku induk di Lamalera berasal dari tanah Luwuk hingga mencapai selatan Pulau Lembata dan kemudian menetap.

Sesuai dikusi masyarkat Lamalera B mengajak ikan paus bukan hanya sekadar berburu.Ternyata ini fakta menarik tradisi tangkap ikan paus Kabupeten Lembata merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tradisi berburu ikan paus dengan menggunakan tombak ini juga bahkan telah mendunia dan dikenal dengan istilah Lamalera Whale Catching Adventure.  Diketahui perburuan ikan paus ini memiliki perhitungan waktunya sendiri dan tidak semua ikan Paus yang buru. Tradisi berburu ikan paus ini juga telah turun temurun dilakukan di Lembata, khususnya di Lamalera. Selain tradisi, perburuan ikan paus ini juga layak untuk dijadikan sebagai objek wisata yang menarik para wisatawan manca negara. Dan kali ini akan kita bahas bersama beberapa fakta menarik berburu ikan paus yang tak hanya sekedar berburu.

Apa sajakah fakta menarik dari berburu ikan paus ini? Yuk kita simak bersama ulasannya berikut ini; 1. Waktu berburu Salah satu rute yang dilewati ialah perairan Lembata, yaitu pada Mei-Oktober. Di rentang bulan itulah masyarakat mulai melakukan ritual-ritual kebudayaan untuk membaca pertanda alam, kapan datangnya rombongan paus.

Perburuan tersebut menggunakan perahu tradisional.Dan dalam satu perahu, berisikan belasan hingga dua puluhan orang, yang bersiap menggengam tombak. 2. Tidak semua paus diburu. Dalam satu rombongan paus yang bermigrasi, ada beberapa jenis yang tidak boleh diburu. Pertama ialah paus biru, karena jenis ini disakralkan oleh masyarakat. Masyarakat percaya bahwa ada kedekatan antara Paus biru dan nenek moyang. Bukan hanya paus biru, paus yang sedang hamil untuk jenis apapun juga tidak diperbolehkan ditangkap.

Hasil tangkapan menjadi syukuran. Masyarakat Lamalera, Kabupaten Lembata menjadikan laut sebagai satu-satunya sumber penghasilan mereka turun-temurun. Ikan paus yang mereka buru merupakan pemberian dari tuhan bagi manusia. Setiap tahunnya rombongan paus bermigrasi dari belahan bumi utara ke bumi selatan. Oleh karena itu, sesampainya paus di daratan setelah diburu, mereka kemudian membagi-bagikan dagingnya kepada semua yang berada di kapal, sesuai beratnya pekerjaan. Adapula sistim barter yang akan dilakukan, yakni masyarakat tepi pantai akan menukar hasil buruan (ikan paus) kepada masyarakat yang tinggal digunung dengan jagung, ubi, atau sayur-sayuran.

Tradisi ini sudah dilakukan dari jaman dahulu.Atraksi berburu paus ini hanya terjadi di Lembata, khususnya didaerah Lamalera.Tradisi ini sangat unik dan menantang, karena harus berani melawan lautan untuk menangkap ikan Paus yang sangat besar melebihi tubuh manusia.Keunikan tradisi ini juga sudah mendunia dan tak jarang warga asing rela datang jauh-jauh, demi mengikuti tradisi tersebut.

Terimakasi banyak Ina,Ama dan orang muda-mudi generasi piring emas matahari yang sudah memberikan kami sumber. Suatu waktu kita minum air dan menikmati protein rumah tanggah minyak ikan yang sudah titipkan. Masi ada waktu yang harus ina, ama bagikan sejarah hidup menghadapi alam laut sawu. Salam Taan geletakat pendidikan Lembata lebih cinta protein ikan minyak pengetahuan dan ekonomis rumah tangga. Salam Ekologis.(Reporter/Rofinus Rehe Roning)

 

 

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.