Hasil yang banyak dan sumber yang banyak ditemukan justru lebih sulit mengingatnya satu per satu. Ketika meng-klik dari satu link ke link lainnya hanya dalam durasi tertentu yang sangat terbatas mengingat sedikitnya waktu yang tersisihkan untuk mengakses situs-situs defenisi dan referensi ketimbang mengakses situs-situs sosial media akan menimbulkan efek tertentu.

Sudah jelas, banyak web/blog yang tersedia sebagai sumber untuk defenisi dan referensi oleh yang membutuhkan.

Banyak dan pada akhirnya membingungkan untuk dipilih mana yang penting dari yang terpenting. Sedikit waktu kesempatan membaca pada akhirnya membuat gampang lupa. Nah, efektif dan efisienkah itu? hehe…

kutu buku saat ujian halo...Luar biasa
buku  atau gadget saat ujian halo…Luar biasa

Buku…?

Lalu, bagaimana dengan buku? Masih banyak kah penggemarnya? Masih kah ada yang tetap setia memegang buku? Secanggih-canggihnya gadget saya rasa orang-orang masih tetap dan selalu ingin memiliki buku. Kita masih akan tetap membutuhkan buku. Banyak manfaat dari membaca dan menguasai isi buku yang pernah dibaca.

Membaca satu buku akan memberi manfaat banyak pada perubahan diri. Dari hal yang kecil saja, banyak kata-kata/pernyataan-pernyataan dalam sebuah buku secara tidak langsung sudah membentuk pola pikir baru, merubah perspektif dahulu.

Coba saja bandingkan bagaimana generasi terdahulu yang lebih banyak belajar menggunakan buku ketimbang generasi sekarang yang memudahkan segalanya dengan teknologi canggih (gadget). Saya jadi teringat dengan perkataan Dosen saya yang pernah mengambil kesimpulan bahwa ‘anak zaman sekarang lebih cepat dan gampang lupanya terhadap sesuatu (terutama pelajaran) ketimbang saya yang sudah tua ini justru lebih banyak mengingat daripada saudara-saudara yang masih muda’.

Nah, jelas saja sudah terlihat bahwa generasi sekarang sebahagian sudah memilih belajar menggunakan gadget ketimbang harus menyisihkan waktu banyak untuk belajar menggunakan buku.

Hipotesis saya tentang Buku vs Gadget

Membaca buku jauh lebih awet di dalam ingatan ketimbang harus membaca banyak hal yang hanya diakses via gadget. Banyak baca, banyak lupa. Banyak mengingat, jauh dari lupa. Memegang buku lebih mengizinkan waktu untuk mengingat.

Memegang gadget memang jauh lebih ringan dan praktis daripada harus memegang tumpukan buku yang lebih mengorbankan tenaga. Tetapi, belajar dengan buku sesering mungkin jauh lebih mencerdaskan daripada belajar dengan gadget yang melalaikan waktu.

Menggunakan gadget terbatas pada daya baterai, sering digunakan berarti pengurangan daya baterai yang berlebihan. Lain halnya dengan buku yang kapan saja bisa digunakan sesuka hati dan sesering mungkin.

Mengoleksi buku merogoh kocek yang cukup ringan, sedangkan mengoleksi gadget harus merogoh kocek yang berat hingga jebol.

Memiliki buku-buku hanya melakukan perawatan yang sederhana, sedangkan memiliki banyak gadget membutuhkan perawatan yang extra.

Aku dengar dan Aku ucapkan kata dan Aku tulis kalimat dan Wartakan Sabda Tuhan Bumi aku Pijak
Aku dengar dan Aku ucapkan kata dan Aku tulis kalimat dan Wartakan Sabda Tuhan Bumi aku Pijak

Harga 1 (satu) gadget sudah dapat membeli beberapa tumpukan buku yang digemari.

Gadget jelas memiliki efek radiasi yang membawa penyakit bagi para penggunanya, lain halnya memegang buku tanpa efek apapun, kecuali anda akan merubah persepsi sebagai pengembangan kualitas diri. Salam Waspadalah generasiku Lembata, So… Book or Gadget? Which one? (Rofinus Rehe Roning)

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.