Sebagian pesan disampaikan Bunda Maria kepada Ida di rumah dengan cara yang serupa dan tak terduga. Bunda berbicara secara perlahan sekali, dan Ida mengulangi perkataannya, kata demi kata sementara saudarinya, Truus (Gertrude), menuliskannya. Setelah penglihatan selesai, Ida akan menambahkan beberapa detail mengenai apa yang telah dilihatnya. Ida senantiasa berjuang untuk dengan sungguh-sungguh memastikan bahwa semua pesan ditulis dan seturut ketaatan disampaikan tepat seperti yang dikatakan kepadanya oleh Bunda Segala Bangsa. “Dan sekarang aku katakan kepadamu, nak. Pastikan penyebarluasannya” (17 Februari 1952). Ida bekerja siang malam hingga akhir hayat demi menunaikan pesan Bunda Maria; tanpa kenal lelah menanggapi pertanyaan dan surat-surat yang datang dari seluruh penjuru dunia. “Pergilah dengan semangat yang bernyala-nyala dan berkobar-kobar melakukan karya penebusan dan damai ini, dan engkau akan melihat mukjizat” (1 April 1951).

“Engkau, nak, akan harus bekerjasama tanpa takut ataupun gentar. Secara rohani dan jasmani engkau akan menderita” (1 April 1951). Ida menderita kanker payudara, mengalami masalah jantung yang serius dan di tahun-tahun akhir hidupnya kembali mengalami gangguan-gangguan setan.

“Jadikan hidupmu sebagai kurban” (4 April 1954).

Pada malam 4 April 1992, setan datang dengan langkah-langkah berat dan berdebum masuk ke dalam kamar Ida. Ida tidak melihatnya, sebab setan berdiri dalam gelap; tetapi Ida mendengar suaranya yang lantang dan mengerikan, “Aku pastikan tak akan ada kemajuan apapun untukmu dan uskupmu. Dan terang yang kau lihat adalah aku dan bukan yang lain (Bunda Maria)”. Ida menjawab, “Pasti dia! Bunda selalu datang dalam terang. Anehnya kamu hanya datang ketika hari gelap, dan kamu selalu dalam gelap!” Ida mendaraskan doa yang diajarkan Bunda Maria dengan lantang. Pada saat itu setan berteriak, “Aku pastikan bahwa kau tidak akan pernah dapat melihat terang itu lagi!” Setelah berkata demikian, setan melemparkan sebuah batu kecil ke mata Ida, yang menyebabkan sakit yang luar biasa. Lalu setan pun lenyap. Mata Ida merah padam dan membengkak hingga sama sekali tertutup. Setelah dibasuh dengan air Lourdes dan dibubuhi obat dari dokter mata barulah sekitar sepuluh hari kemudian Ida dapat melihat kembali.

Malaikat Tuhan Allah
Malaikat Tuhan Allah

Pada pagi hari 15 Desember 1995, Ida ditemukan terbanting dari tempat tidurnya ke atas lantai; wajahnya memar dan berlumuran darah. Sekonyong-konyong Ida merasakan suatu tangan yang kuat di punggunggnya, menekan wajahnya mencium lantai. Akibatnya sungguh parah, hingga sesudah delapan minggu luka memar masih tampak di wajah Ida.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.