Peran Maria, kata Yohanes Paulus II, berasal dari trinitas Allah Sendiri, “yang menghendaki mengadakan dan menggenapi misteri agung sejarah keselamatan melalui sarana kerjasama yang bertanggung-jawab dan setia dari hamba rendah hati dari Nazaret” (13 Oktober 2002). Dengan ini Maria adalah gambaran Gereja. Dalam kerjasama ini suatu dimensi istimewa penebusan yang berdampak langsung pada kita menjadi kelihatan, yakni keikutsertaan kita sendiri dalam penebusan, dan tanggapan kita atasnya.

Mgr J. M. Punt, Uskup Haarlem mengungkapkannya sebagai berikut: “Pada intinya setiap manusia dipanggil untuk bekerjasama dalam penebusan melalui Kristus, guna – seperti ditulis St Paulus – ‘menggenapkan dalam daging kita sendiri apa yang kurang pada penderitaan Kristus’. Segala doa, penderitaan dan karya kita mengandung penebusan sejauh manusia dipersatukan dengan Kristus, dalam iman dan hidup (bdk Salvifici Doloris #25, Paus Yohanes Paulus II). Maria menempati suatu kedudukan unik di sini: keibuan ilahinya mempersatukannya dalam suatu cara yang luhur mulia dengan Dia, dari saat sebelum kelahiran-Nya hingga sesudah wafat-Nya. Dikandung tanpa dosa, Maria diciptakan dalam kepenuhan dan kebebasan asli seperti yang dimaksudkan Allah bagi umat manusia. Itulah sebabnya mengapa ia dapat memberikan tanggapan dalam penyerahan total yang bebas kepada kasih Allah dan penebusan atas nama umat manusia. Sebagai ‘Sekutu Penebus’ Maria ditetapkan untuk berjalan bersama Kristus, berkanjang hingga Salib (bdk Yohanes 19:26-27).

Dukacita Maria melebur bersama dukacita Putranya. Kurbannya dengan kurban-Nya (bdk Lumen Gentium 58). Tak terpisahkan saat itu, tak terpisahkan sekarang. Oleh karenanya, seperti diajarkan Gereja, Maria telah diangkat ke surga dengan jiwa dan badannya. Sebab itu Maria juga dimuliakan. Persatuan mendalam ini dan keikutsertaannya dalam sengsara mendasari peran kepengantaraan keibuannya yang universal.”

Cinta-Tuhan-Terlampau-Kuat.
Cinta-Tuhan-Terlampau-Kuat.

Keempat dogma Maria sebelumnya berfokus pada kehidupan Maria dan diangkatnya Maria ke surga. Dogma kelima hendak merumuskan peran universalnya dalam rancangan penebusan Allah sekarang. “Diangkat ke surga,” demikian dimaklumkan Konsili Vatican, “ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita kurnia-kurnia yang menghantar kepada keselamatan kekal” (bdk Lumen Gentium #62).

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.