1.  Di Kalvari, “Ketika Yesus melihat BundaNya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada BundaNya: “Perempuan, inilah anakmu!” (Yohanes 19:26). Dengan kata-kata ilahi ini, Maria sebagai Co-redemptrix dikukuhkan sebagai Bunda Segala Bangsa. “Pada kurban Salib ia menjadi ‘Bunda’, Co-redemptrix dan Mediatrix. Ini dimaklumkan Putra sementara Ia akan kembali kepada Bapa” (6 April 1952).

“Dalam dua peristiwa khidmad, yakni di Kana dan di bawah kaki Salib, Yesus menyebutnya sebagai ‘Perempuan’ (bdk Yohanes 2:4; 19:26). Maria diasosiasikan sebagai Perempuan dalam karya keselamatan. Setelah menciptakan manusia “laki-laki dan perempuan” (bdk Kejadian 1:27), Tuhan juga hendak menempatkan Hawa Baru di samping Adam Baru dalam Penebusan. Leluhur pertama kita sebagai pasangan telah memilih jalan dosa; suatu pasangan baru, Putra Allah dengan kerjasama BundaNya, akan membangun kembali bangsa manusia dalam martabat aslinya” (Paus Yohanes Paulus II, 9 April 1997).

  1.  Dalam kitab Wahyu kita baca, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar … Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu … ” (Wahyu 12:1-4). Paus Paulus VI menjelaskan: “Tanda besar yang dilihat oleh rasul Yohanes di langit, ‘seorang perempuan berselubungkan matahari’, ditafsirkan oleh Liturgi Suci, bukannya tanpa dasar, menunjuk kepada Santa Perawan Maria, Bunda dari seluruh umat manusia yang diperoleh dari rahmat Kristus Sang Juru Selamat” (Signum Magnum, 1967). Permusuhan antara perempuan dan naga ini mengingatkan kita kembali akan ayat dalam Kitab Kejadian: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini …” (Kejadian 3:15). Maria mengatakan, “Kekuatan-kekuatan neraka akan memberontak. Bagaimanapun juga, mereka tak akan dapat mengalahkan Bunda Segala Bangsa” (3 Desember 1953).

    pada pundak ini...
    pada pundak ini…

“Seluruh umat manusia dipercayakan kepada Bunda” (15 Agustus 1951). Di bawah gelar Bunda Segala Bangsa, Maria menyampaikan sejumlah janji yang menghibur hati, “Di bawah gelar ini ia akan menyelamatkan dunia” (20 Maret 1953). “Bunda Segala Bangsa akan diperkenankan membawa damai kepada dunia. Namun, hal ini harus diminta kepadanya melalui gelar ini” (11 Oktober 1953).

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.